cerita sex pembantu stw

Posted on

TANTE

Cerita Dewasa Bu Dosen Dengan Pembantu Terbarunya

Kenangan indah bersama dosen serta pembantunya seketika terbersit, Sebatang pensil dimeja seketika menggerakkan tanganku buat menuliskan Cerita Seks disini. Ku tulis kata- demi kata sampai saya merangakai totalitas cerita seks menimpa pengalamanku ngentot dengan bunda dosenku di diariku. Ku peluk novel itu sehabis berakhir mencoret- coret lembaran putihnya, ku isikan cerita ngentotku bersama dosenku. Ku buka laptop ku tulis kembali serta kusajikan di forumkami. com, mudah- mudahan terhibur serta inilah kisahnya.

pada waktu tes tengah semester di warnai rintikan hujan disepanjang jalur menemaniku mengarah ketempat itu, aku terpanggil ke rumah dosen perempuan yang masih agak muda, dekat 26 tahun. body asik di pandang mata, lurus sebahu rambutnya. Dia pula lulusan dari akademi besar tersebut. Terpanggil ke rumahnya sebab aku dimohon buat mengurus keperluan ia, sebab ia hendak ke luar kota. Malam harinya aku juga ke rumahnya dekat jam 7 malam. Dikala itu rumahnya cuma terdapat pembantu( yang pula masih muda serta menawan). Suaminya kala itu belum kembali dari rapat di puncak. Otomatis keadaan rumah lagi hening, cuma wanita- wanita tok penghuninya.

Dikala aku membuka pintu rumahnya, aku agak terbelalak sebab ia mengenakan gaun tidur yang tipis, sehingga nampak buah dada yang menyumbul keluar. Dikala aku perhatikan, ia nyatanya tidak mengenakan BH. Nampak dikala itu buah dadanya yang masih tegar berdiri, tidak turun. Putingnya pula nampak besar serta kemerahan, kayaknya mempunyai dimensi dekat 36B.

Sewaktu aku lagi mencermati Dosen aku itu, aku kepergok oleh pembantunya yang nyatanya dari tadi mencermati aku. Sesaat aku jadi gugup, namun** Sinonim**
namun
tapi———-** Original**tetapi setelah itu pembantu itu malah mengedipkan matanya pada aku, serta berikutnya dia membagikan minuman pada aku. Dikala dia berikan minum, belahan dadanya jadi nampak( sebab pakaiannya agak pendek), serta sama semacam dosen aku ukurannya pula besar.

Setelah itu dosen aku yang telah duduk di depan aku mengatakan,( bisa jadi sebab aku memandang belahan dada pembantu itu)“ Kalian pingin ya“ nyusu” sama buah dada yang sintal..?”

Aku juga tergagap serta menanggapi,“ Ah… enggak kok Bu..!”

Kemudian ia bilang,“ Tidak papa kok kalo kalian pingin.., Bunda pula bersedia nyusuin kalian.”

Bisa jadi sebab dia aku anggap bercanda, aku bilang saja,“ Oh.., boleh pula tuh Bu..!”

Tanpa diprediksi, dia juga mengajak aku masuk ke ruang kerjanya.

Dikala kami masuk, dia mengatakan,“ Andre, tolong liatin terdapat apaan sih nih di punggung Bunda..!”

Setelah itu aku bagi saja, aku amati punggungnya. Sebab tidak terdapat apa- apa, aku bilang,“ Tidak terdapat apa- apa kok Bu..!”

Namun tanpa disangka, dia malah membuka seluruh gaun tidurnya, dengan senantiasa membelakangiku. Aku amati punggungnya yang begitu lembut serta putih. Setelah itu dia menarik tangan aku ke payudaranya, oh sangat kenyal serta besar. Setelah itu aku merayap ke putingnya, serta benar ditaksir aku, putingnya besar dekameter masih keras.

Setelah itu dia membalikkan badannya, dia tersenyum sembari membuka celana dalamnya. Nampak di dekat kemaluannya banyak ditumbuhi bulu yang rimbun.

Setelah itu aku mengatakan,“ Mengapa Bunda membuka pakaian..?”

Dia malah mengatakan,“ Telah.., tenang saja! Pokoknya puaskan saya malam ini, jika butuh sampai pagi.”

Sebab aku mau pula merasakan badannya, aku juga tanpa basa- basi terus menciuminya serta pula buah dadanya. Aku hirup sampai dia merasa kegelian. Setelah itu dia membuka baju aku, dia juga terbelalak dikala dia memandang batang kejantanan aku.

“ Oh, sangat besar serta panjang..!( sebab dimensi penis aku memanglah besar, dekat 17 centimeter serta berdiameter 3 centimeter)”

Dosen aku juga telah mulai nampak atraktif, dia mengulum penis aku sampai biji kemaluan aku.

“ Ah.. ahh Bu… lezat sekali, terus Bu, saya belum sempat dihisap semacam ini..!” desah aku.

Sebab dipuji, dia juga terus semangat memaju- mundurkan mulutnya. Aku pula meremas- remas terus buah dadanya, nikmat sekali kata dosen aku. Setelah itu dia mengajak aku buat merubah posisi serta membentuk posisi 69.

Aku terus menjilati vaginanya serta terus memasukkan jari aku.

“ Ah.. Andre, saya telah tidak kokoh nih..! Kilat masukkan penismu..!” katanya.

“ Baik Bu..!” jawab aku sembari berupaya memasukkan batang kemaluan aku ke liang senggamanya.

“ Ah.., nyatanya kecil pula ya Bu..! Tidak sering dimasukin ya Bu..?” tanya aku.

“ Iya Andre, suami Bunda tidak sering bercinta dengan Bunda, sebab itu Bunda belum memiliki anak, dia juga pula sebentar permainannya.” jawabnya.

Setelah itu dia terus menggelinjang- gelinjang dikala dimasukkannya penis aku sembari mengatakan,“ Ohh… ohhh… besar sekali penismu, tidak masuk ke vaginaku, ya Ndre..?”

“ Ah tidak kok Bu..” jawab aku sembari terus berupaya memasukkan batang keperkasaan aku.

Setelah itu, buat melonggarkan lubang vaginanya, aku juga memutar- mutar batang kemaluan aku serta pula mengocok- ngocoknya dengan harapan melonggarkan liangnya. Serta betul, lubang senggamanya mulai membuka serta batang kejantanan aku telah masuk setengahnya.

“ Ohhh… ohhh… Terus Ndre, masukkan terus, jangan ragu..!” katanya meminta.

Sehabis memutar serta mengocok batang kejantanan aku, kesimpulannya masuk pula rudal aku seluruh ke dalam liang kewanitaannya.

“ Oohh pssfff… aha hhah.. ah…” desahnya yang diiringi dengan teriakannya,“ Oh my good..! Ohhh..!”

Aku juga mulai mengocok batang kemaluan aku keluar masuk. Tidak hingga semenit setelah itu, dosen aku telah menghasilkan cairan vaginanya.

“ Oh Andre, Bunda keluar…” terasa hangat serta kental sekali cairan itu.

Cairan itu pula mempermudah aku buat terus memaju- mundurkan batang keperkasaan aku. Sebab cairan yang dikeluarkan sangat banyak, terdengar bunyi,“ Crep.. crep.. sleppp.. slepp..” sangat keras. Sebab aku melaksanakannya sembari menghadap ke arah pintu, sehingga terdengar hingga ke luar ruang kerjanya.

Dikala itu aku pernah memandang pembantunya mengintip game kami. Nyatanya pembantu itu lagi meremas- remas payudaranya sendiri( bisa jadi sebab bernafsu memandang game kami). Oh, betapa bahagianya aku sembari terus mengocok batang keperkasaan aku maju mundur di liang Miss V dosen aku. Aku pula memandang tontonan free ulah pembantunya yang masturbasi sendiri, serta aku baru kali ini memandang perempuan masturbasi.

Sehabis 15 menit bermain dengan posisi aku terletak di atasnya, setelah itu aku menyuruh dosen aku pindah ke atas aku saat ini. Dia juga nampak kasar dengan posisi semacam itu.

“ Aha.. ha.. ha…” dia mengatakan semacam lagi bermain rodeo di atas badan aku.

15 menit setelah itu dia nyatanya orgasme yang kedua kalinya.

“ Oh, kilat sekali ia orgasme, sementara itu saya belum sekalipun orgasme.” batin aku.

Setelah itu sehabis orgasmenya yang kedua, kami berubah posisi kembali. Dia di atas meja, sebaliknya aku berdiri di depannya. Aku terus bermain lagi hingga merasakan batasan bilik rahimnya.

“ Oh.. oh.. Andre, pelan- pelan Ndre..!” katanya.

Kelihatannya dia memanglah belum sempat dimasukan batang kemaluan suaminya sampai sedalam ini. 15 menit setelah itu dia nyatanya hadapi orgasme yang ketiga kalinya.

“ Ah Andre, saya keluar, ah… ah… ahhh… nikmat..!” desahnya sembari memuncratkan kembali cairan kemaluannya yang banyak itu.

Sehabis itu dia mengajak aku ke bath- tub di kamar mandinya. Dia berharap supaya di bath- tub itu aku bisa orgasme, sebab dia kelihatannya tidak mampu lagi membalas game yang aku bagikan. Di bath- tub yang diisi separuh itu, kami mulai memakai sabun mandi buat mengusap- usap tubuh kami. Sebab dosen aku sangat bahagia diusap buah dadanya, dia nampak terus- terusan bergelinjang. Dia membalasnya dengan meremas- remas buah kemaluan aku memakai sabun( dapat pembaca rasakan nikmatnya apabila buah zakar diremas- remas dengan sabun).

Sehabis 15 menit kami bermain di bath- tub, kami kesimpulannya berdua menggapai klimaks yang keempat untuk dosen aku serta yang awal untuk aku.

“ Oh Andre, saya ingin keluar lagi..!” katanya.

Sehabis terasa penuh di ujung kepala penis aku, setelah itu aku keluarkan batang kejantanan aku serta setelah itu menghasilkan cairan lahar panas itu di atas buah dadanya sembari mengusap- usap lembut.

“ Oh Andre, engkau sangat kokoh serta partner bercinta yang dahsyat, engkau tidak kilat orgasme, sehingga saya bisa orgasme berulang kali. ini awal kalinya bagiku Andre. Suamiku umumnya cuma bisa membuatku orgasme sekali saja, kadang- kadang tidak sama sekali.” ucap dosen aku.

Setelah itu sebab kekelalahan, dia terkulai lemas di bath- tub tersebut, serta aku keluar ruang kerjanya masih dalam kondisi bugil berupaya mengambil baju aku yang berantakan di situ.

Di luar ruang kerjanya, aku amati pembantu dosen aku tergeletak di lantai depan pintu ruangan itu sembari memasukkan jari- jarinya ke dalam vaginanya. Sebab memandang badan pembantu itu yang pula montok serta putih bersih, aku mulai membayangkan apabila aku bisa bersetubuh dengannya. Yang menarik dari badannya merupakan sebab buah dadanya yang besar, dekat 36D. Kesimpulannya aku pikir, biarlah aku main lagi di ronde kedua bersama pembantunya. Pembantu itu juga pula tampaknya bergairah sehabis memandang game aku dengan majikannya.

Aku langsung menindih badannya yang montok itu dengan sangat bernafsu. Aku berupaya melaksanakan perangsangan terlebih dahulu ke bagian sensitifnya. Aku mencium serta menjilat segala permukaan buah dadanya serta turun sampai ke bibir kemaluannya yang ditumbuhi hutan rimbun itu.

Tidak berapa lama setelah itu, kami juga telah mulai silih memasukkan perlengkapan kelamin kami. Kami bermain dekat 30 menit, serta tampaknya pembantu ini lebih kokoh dari majikannya. Teruji dikala kami telah 30 menit bermain, kami baru menghasilkan cairan kemaluan kami tiap- tiap.

Oh, nyatanya aku telah bermain seks dengan 2 perempuan bernafsu ini sepanjang satu separuh jam. Aku juga kesimpulannya kembali dengan rasa letih yang luar biasa, sebab ini merupakan awal kalinya aku merasakan bercinta dengan perempuan.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,