ceritadewasangentot

Posted on

 

Cerita Dewasa Ngentot Di Teras Rumah
Cerita Dewasa Ngentot Di Teras Rumah – Sebut saja namaku Hendra, pada saat itu aku masuk Akademi Pariwisata dan sambil bekerja di sebuah hotel bintang lima di daerah Denpasar, Bali. Kisah yang aku ceritakan ini adalah kisah nyata yang terjadi terjadi saat aku masih duduk di kelas II SMA, di kota Medan, sumatera utara. Saat itu aku tinggal di sebuah gang di pusat kota Medan. Di depan rumahku tinggalah seorang wanita,bernama Mia Ramawati namanya, tapi ia biasa dipanggil Mia.

Umurnya saat itu sekitar 22 tahun, karena itu aku selalu memanggilnya Mbak Mia. Ia bekerja sebagai kasir pada sebuah departemen store di kotaku. Ia cukup cantik, jika dilihat mirip bintang sinetron Dewi Persik, kulitnya putih, rambutnya hitam panjang sebahu. Namun yang paling membuatku betah melihatnya adalah payudaranya yang indah. ukurannya sekitar 36B, payudara itu nampak serasi dengan bentuk tubuhnya yang sangat langsing.

Keindahan tubuh Mbak Mia tampak semakin Sexy saat aku melihat pantatnya. Kali ini aku tidak bisa berbohong, ingin sekali kuremas-remas pantatnya yang montok itu. Bahkan jika Mbak Mia memintaku mencium pantatnya akan ku lakukan dengan senang hati. Satu hal lagi yang membuatku betah melihatnya adalah bibirnya yang merah. Ingin banget aku mencium bibir yang merekah itu. Tentu akan sangat nikmat saat membayangkan ke sexyan tubuhnya.

Setiap pagi saat menyapu teras rumahnya, Mbak Mia selalu menggunakan kaos tanpa lengan dan hanya mengenakan celana pendek. Jika ia sedang menunduk, sering kali aku melihat bayangan CD nya berbentuk segi tiga. Saat itu penisku langsung Tegang dibuatnya. Apalagi jika saat menunduk tidak terlihat bayangan CD nya, aku selalu berpikir, wah pasti ia tidak memakai CD. Kemudian aku membayangkan bagaimana sexy nya tubuh Mbak Mia jika sedang bugil, rambut memeknya lebat apa enggak ya. Itulah yang selalu muncul di dalam pikiranku setiap pagi selalu saja penisku Tegang dibuatnya. Bahkan aku berjanji dalam hati jika keinginanku terkabul, aku akan menciumi seluruh bagian tubuh Mbak Mia. Terutama bagian pantat, payudara dan memeknya, akan kujilati sampai puas

Malam itu, aku pergi ke rumah Anto, latihan musik untuk pentas di sekolah. Kebetulan orang tua dan saudaraku pergi ke luar kota. Jadi aku sendirian di rumah. Kunci kubawa dan kumasukkan ke dalam kantong jaket. Karena latihan sampai malam aku kecapekan dan tertidur, sehingga aku lupa saat jaketku dipakai Rizki, temanku yang bermain drum. Aku baru menyadari saat sudah sampai di teras rumah.

“Waduh kunci ku terbawa Rizki,” gumamku. Padahal rumah Rizki cukup jauh juga. Apalagi sudah larut malam, sehingga untuk kembali dan numpang tidur di rumah Anto tentu tidak sopan. Terpaksa aku tidur di depan pintu rumah, ya itung-itung sambil jaga malam.
“Lho masih di luar Hen..”
Aku terkejut mendengar suara itu, ternyata Mbak Mia baru pulang.
“Eh iya.. Mbak Mia juga baru pulang,” ucapku membalas sapaannya.
“Iya, tadi setelah pulang kerja, aku mampir ke rumah teman yang ulang tahun,” jawabnya.

“Kok kamu tidur di luar Hen.”
“Anu.. kuncinya terbawa teman, jadi ya nggak bisa masuk,” jawabku.
Sebetulnya aku berharap agar Mbak Mia memberiku tumpangan tidur di rumahnya. Selanjutnya Mbak Mia membuka pintu rumah, tapi kelihatannya ia mengalami kesulitaan. Sebab setelah dipaksa-paksa pintunya tetap tidak mau terbuka. Melihat hal itu aku segera menghampirinya dan menawarkan bantuan.

“Kenapa Mbak, pintunya macet..”
“Iya, memang sejak kemarin pintunya agak macet, aku lupa memanggil tukang untuk memperbaikinya.” jawab Mbak Mia.
“Kamu bisa membukanya, Hen.” tambahnya.
“Coba Mbak, saya bantu.” jawabku, sambil mengambil obeng dan tang dari motorku.

Aku mulai bergaya, ya sedikit-sedikit aku juga punya bakat Mc Gayver. Tetapi yang membuatku sangat bersemangat adalah harapan agar Mbak Mia memberiku tumpangan tidur di rumahnya.
“Kletek.. kletek…” akhirnya pintu terbuka. Aku pun lega.
“Wah pinter juga kamu Hen, belajar dari mana.”
“Ah, nggak kok Mbak.. maklum saya saudaranya Mc Gayver,” ucapku bercanda.
“Terima kasih ya Hen,” ucap Mbak Mia sambil masuk rumah.
Aku agak kecewa, ternyata ia tidak menawariku tidur di dalam rumahnya. Aku kembali tiduran di kursi terasku. tak lama kemudian. Mbak Mia keluar dan menghampiriku.

“Tidur di luar tidak dingin. Kalau mau, tidur di rumahku saja Hen,” ucap Mbak Mia.
“Ah, nggak usah Mbak, biar aku tidur di sini saja, sudah biasa kok, “jawabku basa-basi.
“Nanti sakit lho. Ayo masuk saja, nggak apa-apa kok.. ayo.”
Akhirnya aku masuk juga, karena itulah yang kuharapkan.
“Mbak, saya tidur di kursi saja.”
Aku langsung merebahkan tubuhku di sofa yang berada di ruang tamu.
“Ini bantal dan selimutnya Hen.”
Aku tersentak kaget melihat Mbak Mia datang menghampiriku yang hampir tertidur. Apalagi saat tidur aku membuka pakaianku dan hanya memakai celena pendek.

“Oh, maaf Mbak, aku terbiasa tidur nggak pakai baju,” ucapku.
“Oh nggak pa-pa Hen, telanjang juga nggak pa-pa.”
“Benar Mbak, aku telanjang nggak pa-pa,” ucapku menggoda.
“Nggak pa-pa, ini selimutnya, kalau kurang hangat ada di kamarku,” ucap Mbak Mia sambil masuk kamar.

Aku terkejut saat menerima bantal dan selimutnya, karena Mbak Mia hanya memakai pakaian tidur yang tipis sehingga secara samar aku bisa nampak seluruh tubuh Mbak Mia. photomemek.com Apalagi ia tidak mengenakan apa-apa lagi di dalam pakaian tidur tipis itu. Aku juga teringat ucapannya kalau ada selimut yang lebih hangat di kamarnya. Langsung aku menghampiri kamar Mbak Mia. Ternyata pintunya tidak ditutup dan sedikit terbuka. Lampunya juga masih menyala, sehingga aku bisa melihat Mbak Mia tidur dan pakaiannya sedikit terbuka. Aku memberanikan diri masuk kamarnya.

“Kurang hangat selimutnya Hen,” Ucap Mbak Mia.
“Iya Mbak, mana selimut yang hangat,” jawabku memberanikan diri.
“Ini di sini,” Ucap Mbak Mia sambil menunjuk tempat tidurnya.
Aku berlagak bingung dan heran. tapi aku mengerti yang Mbak Mia inginkan aku tidur bersamanya. Mungkin juga ia ingin aku.., Pikiranku mulai melayang kemana-mana. Hal itu membuat kontolku mulai mengeras. Terlebih saat melihat tubuh Mbak Mia yang hanya tertutup kain tipis itu.

“Sudah jangan bengong, ayo sini naik,” ucap Mbak Mia.
“Eit, katanya tadi mau telanjang, kok masih pakai celana pendek, buka dong kan asyik,” ucap Mbak Mia saat aku hendak naik ke ranjangnya.
Kali ini aku benar-benar kaget banget, tidak menyangka ia langsung memintaku untuk telanjang. Tapi kuturuti kemauannya dan membuka celana pendek serta CDku. Saat itu kontolku sudah tegang.

“Ouww, punyamu sudah berdiri Hen, kedinginan ya, ingin yang hangat,” ucapnya.
“Mbak nggak adil dong kalau hanya aku yang telanjang, Mbak juga dong,” ucapku.
“OK Hen, kamu mau membukakan bajuku.”
Kembali aku kaget dibuatnya, aku benar-benar tidak menyangka Mbak Mia mengatakan hal itu. Ia berdiri di hadapanku yang sudah bugil dengan kontol yang sudah Tegang. Aku memang baru kali ini tidur dengan wanita, sehingga saat membayangkan tubuh Mbak Mia penisku langsung tegang.
“Ayo bukalah bajuku,” ucap Mbak Mia.

Aku pun segera membuka pakaian tidurnya yang tipis. Saat itulah aku benar -benar menyaksikan pemandangan indah yang belum pernah kualami. Jika melihat wanita bugil di film sih sudah biasa, tapi melihat langsung baru kali ini.
Setelah Mbak Mia benar-benar bugil, tanganku segera melakukan pekerjaannya. Aku pun langsung meremas-remas buah dada Mbak Mia yang putih dan mulus. Tidak cuma itu, aku juga mengulum, Puting susunya kuhisap dalam-dalam. Mbak Mia rupanya ke enakan dengan hisapanku. Semua itu masih dilakukan dengan posisi berdiri.

“Oh, Hen nikmat sekali rasanya..”
Aku terus menghisap puting susunya dengan ganas. Tanganku juga mulai meraba seluruh tubuh Mbak Mia. Saat turun ke bawah, tanganku langsung meremas-remas pantat Mbak Mia. Pantat yang padat dan padat itu begitu asyik diremas-remas. Setelah puas menghisap buah dada, mulutku ingin juga mencium bibir Mbak Mia yang berwarna merah itu.
“Hen, kamu hebat juga melakukannya, sudah sering ya,” ucapnya.
“Ah nggak koq ini baru pertama kali Mbak, aku melakukan seperti yang kulihat di film blue,” jawabku.
Aku terus menciumi tiap bagian tubun Mbak Mia. Aku menunduk sampai kepalaku menemukan segumpal rambut hitam. Rambut hitam itu menutupi memek Mbak Mia. Bulu vaginanya tidak terlalu tebal, mungkin sering dicukur. Aku mencium dan menjilatinya. Tanganku juga masih meremas-remas pantat Mbak Mia. Sehingga dengan posisi itu aku memeluk seluruh bagian bawah tubuh Mbak Mia.

“Naik ranjang yuk,” ucap Mbak Mia.
Aku langsung menggendongnya dan menidurkannya di ranjang. Mbak Mia tidur dengan terlentang dan paha terbuka. Tubuhnya memang Sexy dengan Payudara yang montok dan bulu vaginanya yang hitam indah sekali. Aku kembali mencium dam menjilati memek Mbak Mia. Memek itu berwarna kemerahan dan mengeluarkan bau khas nya. Mungkin Mbak Mia rajin merawat memeknya. Saat kubuka vaginanya, aku menemukan klitorisnya yang mirip biji kacang. Kuhisap klitorisnya dan Mbak Mia menggejang keasyikan sampai pahanya menjepit. Aku terjepit diantara paha mulus itu terasa hangat dan nikmat.
“Masih belum puas menjilatinya Hen.”
“Iya Mbak, punyamu sungguh dinikmati.”
“Ganti yang lebih nikmat dong.”

Tanpa basa-basi kubuka paha mulus Mbak Mia yang agak menutup. Kuraba sebentar bulu yang menutupi memeknya. Kemudian sambil memegang kontolku yang berdiri hebat, kumasukkan kontolku itu ke dalam memek Mbak Mia.
“Oh, Mbak ini nikmatnya.. ah.. ah..”
“Terus Hen, masukkin sampai habis.. ah.. ah..”
Aku terus memasukkin kontolku hingga habis. Ternyata penisku yang 17 cm itu masuk semua ke dalam memek Mbak Mia. Kemudian aku mulai dengan gerakan maju mundur.
“Mbak Mia.. Nikmaat.. oh.. nikmaattt seekaliii.. ah..”
Semakin lama gerakan maju mundurku semakin hebat. Itu membuat Mbak Mia semakin menggeliat keasyikan.

“Oh.. ah.. nikmaatt.. Hen.. terus.. ah.. ah.. ah..”
Setelah beberapa saat melakukan maju mundur, Mbak Mia memintaku menarik kontolku. Rupanya ia ingin berganti posisi. Kali ini aku tidur terlentang. Dengan begitu kontolku terlihat berdiri seperti patung. javcici.com Sekarang Mbak Mia memegang kendali permainan. Diremasnya penisku sambil dikulumnya. Aku ke enakan merasakan nikmatnya hisapan Mbak Mia. Hangat sekali rasanya, mulutnya seperti memek yang ada lidahnya. Setelah puas mengulum kontolku, ia mulai mengarahkan kontolku hingga tepat di bawah vaginanya. Selanjutnya ia bergerak turun naik, sehingga kontolku masuk semua ke dalam memeknya.
“Oh.. Mbak Mia.. nikmaaatt Bangg….eett.. hangat dan oh..”
Sambil merasakan kenikmatan itu, sesekali aku meremas payudara Mbak Mia.
Jika ia menunduk aku juga mencium Payudara itu, sesekali aku juga mencium bibir Mbak Mia.
“Oh Hen punyamu Boleh juga.. ah.. oh.. ah..”
“Punyamu juga nikmaaat Mbaak.. aggrrhhh.. uummm.. sssrrsshh…”
Mbak Mia rupanya semakin kenakan, gerakan naik turunnya semakin cepat. Aku merasakan memek Mbak Mia mulai basah. Cairan itu terasa hangat apalagi gerakan Mbak Mia disertai dengan pinggulnya yang bergoyang. Aku merasa seakan kontolku seperti dijepit dengan jepitan dari daging yang Lembut dan nikmat.

“Mbak Mia.. Mbaaakk.. Niikmaaattt..”
“Eh.. ahh.. ooohh.. Hen.. asyiiikkk.. ahh.. eeennakk.. nikmaaatt..”
Setelah dengan gerakan naik turun, Mbak Mia melepas kontolku. Ia ingin mengganti posisi lagi. Kali ini ia nungging dengan pantat menghadapku. terlihat olehku pantatnya bagai dua bantal yang empuk dengan lubang kenikmatan di tengahnya. Sebelum kumasukan penisku, aku menciumi pantatnya terlebih dahulu. Kujilati, bahkan hingga ke lubang duburnya. Aku tak peduli dengan semua hal, yang penting bagiku pantat Mbak Mia kini menjadi barang yang sangat nikmat dan harus kunikmati.

“Hen, ayo masukkan punyamu aku sudah nggak tahaan nih,” kata Mbak Mia.
Kelihatannya ia sudah tidak sabar lagi menerima hunjaman penisku.
“Eh iya Mbak, habis pantat Mbak nikmat banget, aku jadi nggak tahan,” jawabku.
Kemudian aku segera mengambil posisi, kupegang pantatnya dan kuarahkan penisku tepat di lubang vaginanya. Selanjutnya penisku menghunjam dengan ganas ke memek Mbak Mia. Nikmat sekali rasanya saat penisku masuk dari belakang. Aku terus menusuk maju mundur dan semakin lama semakin keras.
“Oh.. Aah.. He..n.. Ooohh.. Aah.. Aaahh.. nikmaaatt Hen.. terus.. lebih dalam Hen…”
“Mbak Mia.. enak se….kaliii.. niiikmaaatt sekaaliii..”

Kembali aku meraskan cairan hangat dari memek Mbak Mia membasahi kontolku. Cairan itu membuat memek Mbak Mia tambah licin. Sehingga aku semakin keras menggerakkan kontolku maju mundur.Mbak Mia mengelinjang, ia memejamkan mata sambil menahan rasa nikmat yang teramat sangat. Rupanya ia sudah orgasme. Aku juga merasakan hal yang sama.
“Mbak.. aku mau keluar nih, aku nggak tahan lagi..”

Kutarik kontolku keluar dari lubang duburnya dan dari penisku keluar sperma berwarna putih. Sperma itu muncrat diatas pantat Mbak Mia yang masih menungging. Aku meratakan spermaku dengan kepala kontolku yang sesekali masih mengeluarkan sperma. Sangat nikmat rasanya saat kepala kontolku menyentuh pantat Mbak Mia.

“Oh, Mbak Mia.. Mbaak.. nikmat sekali deh.. Hebat.. permainan Mbak bener-bener hebat..”
“Kamu juga Hen, kontolmu hebat.. hangat dan besar..”
Kami berpelukan di ranjang itu, tak terasa sudah satu jam lebih kami menikmati permainan itu. Selanjutnya karena lelah kami tertidur pulas. Esok harinya kami terbangun dan masih berpelukan. Saat itu jam sudah pukul 09:30 pagi.
“Kamu nggak sekolah Hen,” tanya Mbak Mia.
“Sudah terlambat, Mbak Mia tidak bekerja.”
“Aku masuk sore, jadi bisa bangun agak siang..”

Kemudian Mbak Mia pergi ke kamar mandi. Aku mengikutinya, kami mandi bersama dan saat mandi kami kembali melakukan permainan nikmat itu. Walaupun dengan posisi berdiri, tubuh Mbak Mia tetap nikmat. Akhirnya jam menunjukan 14:30 aku pergi ke rumahnya Rizki dan mengambil kunci rumahku. Tapi sepanjang perjalanan aku tidak bisa melupakan malam itu. Itulah saat pertama aku melakukan permainan nikmat dengan seorang wanita.

Kini saat aku kuliah dan bekerja di Denpasar, aku masih sering mengingat saat itu. Jika kebetulan pulang ke Jember, aku selalu mampir ke rumah Mbak Mia dan kembali bercinta dan menikmati tubuh Mbak Mia. Untung sekarang ia sudah pindah, jadi kalau aku tidur di rumah Mbak Mia, orang tuaku tidak tahu. Kubilang aku tidur di rumah teman SMA. Sekali lagi ini adalah kisah nyata dan benar-benar terjadi.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,