Sabtu, 04-05-2013 pukul 21.48, handphoneku berbunyi.
Akkhhhhh rasanya malas sekali menganggkat telpon.
Paling orang iseng yang dah tau nomorku mau ngajakin PS. Aku biarkan saja, dan akhirnya berhenti juga.
Tapi ternyata ponselku berdering lagi. Kali ini aku mengambil ponselku, akkhh no baru lagi, males buat angkat…
Dan setelah handphoneku berhenti berdering, tiba-tiba ada sms masuk.
“Melia, kamu lagi ngapain si? lagi dimana? Ini aku Didit. Gimana si kamu, katanya mau nemuin aku, atau aku aja yang sekarang jemput kamu”
terus aku membalas sms itu
“Oooh, maaf tadi lagi asyik online di fb. Mel kira orang-orang iseng yang mau ngajakin Ps, tahu sendiri, semenjak Mel update nomor Mel, banyak sekali yang miscall atau sekedar sms menggoda”
Kemudian pria yang di seberang sana itu menelpon Mel. Mel langsung aja angkat telfon
“Iya, kenapa Dit? ” tanyaku dengan suara nada males.
“Katanya mau nemenin gue karaoke, gimana si kamu”
” Yaa, maaf. Tadi aku juga pulang jam setengah sepuluh, ini juga masih capek banget ”
“Ya udah, gue jemput di gank ya”
“Ok”
Sambil menunggu, aku melanjutkan online. Ada beberapa yang inbox. Juga ada beberapa yang like juga koment status FP yang Mel kelola. Agak lama menunggu, kebetulan ada temen Fb Mel yang udah Mel anggap sebagai abang Mel sendiri. Mel panggil dia Abang, Mel juga sempet curhat masalah pribadi Mel. Mel juga punya temen FB yang sopan banget.
Ga kayak yang lain, tiap sms atau telfon pasti ngajak PS. Tapi dia malah suka bikin Mel geli, sama bahasa tulisan nya. Sayang “Pria Tampan Sedunia” lagi nggak di Indonesa. Melainkan lagi kerja di Negri Jiran yang konon katanya penuh perilaku Extrem kepada tenaga kerja indonesia.
Handphoneku berbunyi lagi
“Iya Dit… kamu dah nyampe apa?”
“Iya cepet jangan lama-lama”
“Oke aku segera kesitu” desahku manja.
Batinku berdegub kencang, ternyata Temen FBku yang bernama Didit itu manis sekali, walaupun di FB dia memakai profle Anime Kakashi, guru Naruto, Tapi dia inboxin foto real dia. Dan dia ngajakin Mel Buat Nemenin karaoke sekalian Dugem.
Cerita Sex Terbaru Melia dan Didit
“Wooow, Mel.. Lebih manis daripada di foto. Di foto kok kelihatan putih banget Mel?Tapi ternyata kulit kamu sawo matang” Gombalsi Didit.
“Akkh… bisa aja kamu. Kamu di foto kelihatan keren, kok ini ga keren sama sekali ya” Ledek aku.
Didit cuma tersenyum. Ooh my GOD, senyumnya manis sekali. Aku jadi teringat sesuatu, yaa.. senyumnya mirip sekali dengan Alif, mantan kekasih Mel.
Bicara soal Alif, sangat sedih rasanya kalau Mel ingat peristiwa sepuluh hari yang lalu. Di saat Mel berhasil menemukaqn sosok dirinya, yaa setelah 2 tahun nggak bertemu. Tapi yang ada apa?!! Hanya Lontaran kata caci maki dan hinaan yang Mel dapatkan. Sedih sekali, hancur hati ini seperti tak ada harapan lagi untuk hidup.
Tapi Mel tetap biasa aja, sebisa mungkin menunjukan senyum Mel ini semanis mungkin.
Tak apalah kehilangan seorang Alif, yang penting Mel masih punya banyak keluarga di Panti Asuhan Kristen yang selama Ini membesarkan Mel, hingga Mel sebesar ini.
” Mel…Mel!! Kamu gakpapa kan?!”
Seru Didit membuyarkan lamunanku.
” Iiiya, aku ga papa kok. ”
” Ngelamunin apa si? emmh apa kamu ngelamunin alif ya?! kemarin kok status fb kamu keliatan maksa kaya gitu! ”
” Sok tau kamu ah…!! ”
” Cerita aja Mel sama aku, siapa tau aku bisa bantu kamu.”
” Emmh enggak kok, aku cuma lagi mikirin adik-adikku di panti. ”
” oya mau kemana nich? ”
” Katanya mau karaoke! ”
” Iya, tapi dimana? ”
” Terserah kamu aja deh ”
” Oke, kita ke Cherry aja ya ”
aku hanya mengangguk, Didit pun melajukan mobilnya dengan cepat.
Suasana malam minggu yang lumayan ramai, walaupun belum larut malam, setelah memesan room kami pun berkaraoke ria selama 1 jam.
Pukul 00.15 kami berdua menuju ke Club. Dan Didit langsung memesan 2 coktail.
” Emhh, Mel.. kamu suka minum-minum nggak?”
” Lumayan…” jawabku.
Kemudian Didit menyalakan korek gas di tunjukan ke atas, selang berapa menit ada waitres pria mengham[iri kami berdua. Didit tidak berkata apa-apa, melainkan membisikan sesuatu kepada waitres itu.
Cerita Dewasa Melia dan Didit
Dan waitres itu pun mengngguk juga menerima sejumlah 3 lembar uang seratus ribu.
” Kamu jago minum gax Mel?”
” Kan aku udah bilang, lumayan”
Didit cuma tersenyum sambil menenggak coktailnya.
” Kenapa tersenyum?!” tanyaku heran.
” Ga papa kok, ga boleh ya emangnya? kamu sungguh manis Mel. ” ucap Didit yang memulai menggombaliku. Dia membelai rambutku.
Jujur belaian yang Didit berikan lain dari pada yang lain. Aku mersa nyaman dengan belaian mesra dari dia.
Seperti belaian yang aku rindukan selama ini. Ya.. seperti belaian dari Alif.
Akhh aku langsung membuyarkan lamunanku sendiri. Kenapa juga aku harus terus-terusan memikirkan Alif.
Didit pun menyodorkan segelas kecil minuman yang tadi sudah di pesan.
” Ini Mel, minum dulu, abis ini kita ” Nge’dance” ya.
Aku hanya tersenyum, dan menenggak minuman yang di berikan Didit hanya sekali tenggak.
” Woow, amazing once Mel”
Aku cuma tersenyum tipis, kemudian aku mengajak Didit turun buat Ngedance.
Aku bergoyang ala penari strippers. Merangkul leher Didit, dan tanpa malu aku naik ke podium. Sorak sorai makin membuatku panas. Dan Didit pun menyuruhku minum lagi. Sudah 4 gelas aku di jejali ntah aku sendiri nggak tau itu minuman apa, yang jelas agak pahit tapi lumayan manis. Mungkin campuran antara Guiness, Vodka, dan Anggur Merah.
Melihat aku yang masih dapat mengontrol diri, Didit langsung menyodorkan segelas minuman lagi, Aku pun tak peduli langsung menenggak nya. ( jujur Mel itu nggak gampang mabuk, tapi kali ini Mel mencoba pura-pura mabuk). Setelah menenggak gelas ke lima, aku pura-pura mencercau nggak jelas, lalu Didit pun merangkul pinggulku dan aku merngkul pundak Didit.
” Boleh aku miliki kamu malam ini Mel? ” bisik Didit di iringi gigitan kecil di telingaku. Aku hanya mendesir. Didit mencium keningku, akupun tersenyum.
” Apa boleh aku mencium bibirmu ” tanpa menjawab aku langsung mencium bibir Didit, paling-paling Didit berpikir kalau aku ini sudah mabuk.
Didit pun tak mau kalah, dia memelukku semakin erat. Dan sesekali menelusupkan, menari-narikan lidahnya di rongga mulutku.
Akupun membalas dengan menggigit kecil ujung lidahnya. Sedangkan tangan kanan Didit meraba-raba bokongku yang sintal.
” Owhhhh…shhhh” seruku membuat Didit semakin memanas.
Didit memberiku segelas minuman lagi, dan sekali tenggak langsung ku habiskan. Begitu juga Didit, menghabiskan sisa minuman tadi.
” Melia sayang… udahan yuk, aku dah ngantuk nich ”
” Emhh. aku belum mu pulang..!! aku mau minum joged-joget lagi” seruku yang pura-pura mabuk.
” Minuman kita udah habis sayang…” seru Didit sambil memapahku. Aku pura-pura mulai udah nggak sadar.
Didudukan nya aku di kursi, sementra itu samar-samar aku dengar Didit sedang memesan sebuah kamar di lantai atas.
Didit terus memapah tubuhku, sementara aku pura-pura mencercau nggak jelas.
” Alif.. sampa kapan pun aku tetap menyayangi mu, walaupun kamu membenciku dan menganggapku hina.
Tapi buat malam ini, please temenin aku. Aku ingin malam ini berada di sampingmu, tidur di pelukanmu. ”
Didit pun mencium bibirku dan mengucapkan kata-kata mesra.
” Baiklah sayang, aku janji akan menemani kamu sampai besok. Malam ini aku milikmu Melia sayang. ”
Aku pun tersenyum, yaa memasang senyuman seperti halnya cewek yang sedang teler. Sampai di kamar, ada office boy dan Didit pun memesan 1 botol Vodka. Aku pun langsung direbahkan di sofa.
Selang beberapa menit office boy itu datag membawa sebotol minuman dan cake coklat juga es batu. Didit pun memberikan 1 lembar 20ribuan sebagai tip. Setelah itu Didit menutup pintu dan menguncinya.
” Sayang, apa kamu mau minum lagi? ”
Aku cuma mengangguk, dan Didit langsung menyodorkan minuman nya ke mulutku. Aku pun meminumnya, tetapi hanya sedikit. Lalu aku berjalan, pura-pura sempoyongan menuju tempt tidur.
” Aku udah ngantuk..” pancingku.
Didit pun memapahku, malah membopong tubuhku.
” Aku temenin kamu tidur ya! ”
” Hahaha, boleh asal jangan macam-macam! Kalau mau macam-macam pake tarif loh!!” candaku sambil tertawa lebar.
Kemudian Didit melumat bibirku. Akupun membalas lumatannya. Entah mengapa melihat senyumnya juga aroma tubuhnya, seperti Alif! Akkkhh persetan dengan Alif!!! Fuck Alif!!!
Cerita Mesum Melia dan Didit
Didit mulai ganas menciumi bibirku, tapi tetap dengan sentuhan yang lembut. Dia membuka bolero yang ku pakai, yaa.. aku memakai dress hijau ketat dengan bolero hadiah waktu aku pemotretan. Dia langsung menelusuri leherku, sesekali mengecup juga menggigit lembut telingaku. Aku semakin melayang, dan Didit mulai membuka Blazer juga kaos yang ia kenakan.
Wooow, dada Didit begitu atletis. Ada sedikit bulu di dadanya. Dengan tonjolan perut Six Pack nya, membuat aku semakin terkagum-kagum melihatnya. Kali ini dia menurinkan resleting samping sebelah kiri tepat di bawah ketiakku. Sambil membisikan kata-kata mesra
” Baby… let me enjoy your body..” aku pun tidak menjawab, melainkan memberikan ciuman hot kepadanya.
Didit langsung menurunkan dress yang aku pakai, dalam sekejap dia langsung bisa melihat dua gundukan daging kenyal berwarna putih dengan puting berwarna pink agak kecoklatan berukuran 36B. Ya,, itu lah ukuran buah dada Mel, dan setiap Mel memakai gaun hijau itu pasti Mel nggak pernah memakai BH, karena sudah ada busa penyangganya.
Didit langsung meremas-remas buah dadaku.
” very beautiful breasts honey.. I like it!!!” seru Didit, kemudian menancapkan mulutnya ke buah dada sebelah kiriku, sedangkan buah dada yang kanan diremas-remas dengan jari kanan nya.
Sesekali lidahnya berputar mengintari area puting payudaraku, dan berganti menghisap buah dadaku yang sebelah kanan. Terus turun hingga di bawah pusarku, dia menjilat-jilat pusarku. Nafsu birahiku pun semakin menggebu.
Maklum, baru kali ini ada pasien selembut dan semesra Didit. Ditambah lagi dia…
” Akkkhhh…” desahku sambil meremas rambut kepala Didit.
Didit lalu melepas gaunku, kali ini aku hanya tinggal memakai celana G-String warna merah transparan. Membuat hidung Didit tambah kembang kempis dan secepat kilat menyambar daerah sensitive ku. Diciumnya vagina ku yang masih memakai G-String, dan membelak CD ku dengan lidahnya, menelusup mencari-cari klitorisku.
Aku menggelinjang kenikmatan, akhirnya di lepas juga CD ku. Dan sekarang aku benar-benar telanjang bulat tanpa sehelai benang pun. Didit menciumi vaginaku, kemudian menjilat-jilat klitorisku. Tanpa sadar, keluar cairan bening dari vaginaku. Didit pun menghisap dan menelan cairan yang keluar dari daerah kewanitaanku. Aku menggelinjang penuh nikmat, ternyata senikmat ini rasanya. Maklum selama ini walaupun aku sudah beberapa kali main sex, belum pernah merasakan hal seperti ini.
Didit pun kembali mencium lembut bibirku, terasa tajam sekali bekas aroma wangi dari vaginaku. Kemudian Didit melepaskan celana jeans dan celana dalam yang dia pakai. Dan ternyata batang kemaluan nya sudah menjulang tinggi menghadap langit-langit kamar. Penis berukuran 15,5CM dan berdiameter 3CM itu sempat membuat aku terkagum-kagum.
Tanpa memberi kode, aku pun langsung mengocok penis Didit dan mengulum batang kemalun nya, menjilat-jilat urat di bawah batang kepala penisnya, dan mengulum buah zakarnya. Didit berdesir, menandakan dia menikmati “Lollyanku”
” Owh terus sayaang,, kamu bener-bener hebat..” serunya.
Bagaikan menikmati Es krim MAGNUM yang gede dan mantap itu, aku menjilat dan menghisap sekuat tenagaku. Walaupun tak semuanya masuk kedalm mulutku. Hampir 15 menit ku kulum penis Didit dengan berbagai gaya, dan aku merasa Didit sudah mencapa puncaknya.
” Sayaang aku mau keluar niiiih…” serunya
” Keluarin di mulutku aja sayang…”
Croooot…croot…croot…croot
Sebanyak 4 kali Didit memuntahkan madu cintanya kedalam mulutku. Dan Aku menelan nya, kemudian menjilati sisa spermanya yang menempel di kepala penisnya.
Didit pun mencium bibirku, dan juga menjilat sisa sperma yang ada di bibirku. Jujur baru kali ini aku merasa nggak jijik sampai-sampai mau menelan sperma pria.
Di rebahkan tubuhku, Didit pun mencium buah dadaku yang sudah mulai mengeras sedari tadi, dan jari kirinya di masukan ke Vaginaku. Bergantian mulutnya mencium bibirku, mengecup leher jenjangku.
“Akkkkhhh.. .. aku sudah ga tahan Dit..” tubuhku bergetar dan menggenjang hebat. Ya aku mencapai Orgasme. Aku pun memeluk Didit, kali ini
Didit meremas-remas pantatku yag halus dan kenyal. Kemudian tangan kiriku menuntun penis Didit yang sudah sangat keras dan menegang itu menuju lembah cinta duniawi ku. Didit pun perlahan-lahan mendorong masuk penisnya. Lumayan sedikit sulit, walaupun vaginaku sudah basah. Mungkin dikarenakan 1minggu aku tidak melakukn Sex juga penis Didit yang besar berukuran 15,5Cm.
Didit mendorong lagi sampai separuh dari panjang penisnya, kemudian di tarik dan di dorong kembali.
Sedikit demi sedikit akhirnya menancap sempurna di vaginaku yang sempit dan basah.
” Juniormu sangat besar dan gagah segagah wajahmu Dit..” ucapku yang mulai ngaco.
” Emang kamu belum pernah dapet yang segede ini?”
” Pernah si, tu waktu pertama gue di perawanin dulu, sama kaka pacar gue sendiri… hahaha.. ooohhh aakkkhhh… akkkhh enak sekali Dit..”
” Hmm sama si Triztan itu ya! Langsung jebol dong! tapi lebih hot punya siapa? punyaku atau punya Triztan?”
” Jels punya kamu sayang… akkkhhh… uuukkkhh”
Akupun semakin kencang menggoyangkan pinggulku naik turun, sampai-sampai kurasakan mentok ujung kepala penis Didit menyentuh dinding rahimku. Selang 10 menit Didit mencabut penisnya. Dan memberi isyarat agar aku menungging, yaa.. dengan gaya dog style.
Didit lebih kencang dan lebih terasa keras lagi menghantapkan penisnya kedalam vaginaku.
“UWWWHH..AAAKKHH OWWHHH…enak sekali punyamu sayang..”
Aku pun mencercau, merintih merasakan nikmat dan hilang kendali, kali ini benar-benar sungguh untuk yang pertama kalinya aku benar-benar menikmati persetubuhan ini. 5 menit berlalu, tapi penis Didit benar benar masih keras dan perkasa.
” Dit… akkkkuu maauu keeluuuar..”
Didit memberhentikan goyangan nya, dan ku jepit kuat-kuat batang penisnya di rongga vaginaku, aku menggelinjang… aku telah orgasme. Rasanya seperti melayang, sementara itu Didit melanjutkan aktifitasnya,
” Tahan sebentar ya sayang.. aku belum klimaks..” seru Didit dan sambil memasukan kembali penisnya, dan
Bleeezzzz… croookookk…croook…croook bunyi yang terdengar di vaginaku membuat Didit lebih bersemangat lagi, beceknya vaginaku yang sudah orgasme membuat Didit tambah bergairah lagi, dia pun meremas-remas bokongku dan bergantian meremas payudaraku dari arah belakang. Sungguh sangat nikmat bergaya dog style. Kemudian Didit mencabut penisnya, dan merebahkan tubuhnya, kali ini dia menyuruhku bergaya Woman on Top, ya… AKu langsung saja tahu kode dari dia.
Akupun duduk di depan dia, ku goyangkan pantat dan pingglku sambil mendesah hebat.
” Akkkhhhhh,, ooowhhhh,, sssshhhhhhhh bener-bener tahan lama sekali punyamu Dit..”
“Terus sayang, goyang yang kencang…… lebih kencang lagi”
” Dit…akuu maauu kkeeelll” belum selesai aku bicara, aku sudah orgasme lagi.
Kali ini aku diam, merebahkan tubuhku di dada Didit yang bidang, sexy dan berbulu. Tapi masih dengan batang penis Didit yang menancap di vaginaku. Didit membelai-belai rambutku, dan kali ini dia menggoyangkan, memaju mundurkan menyodok penisnya ke vaginaku lagi. Pelan tapi sangat terasa, dan gairahku bangkit lagi. Ku hisap puting susu Didit, ki jilati keringat yang membasahi bulu dadanya.
Akkk.. suasana memanas lagi. Didit membalikan tubuhku, kali ini akau terlentang lagi, Didit semakin mempercepat goyangan nya, dan terasa amat sangat keras sodokn nya. Dia sesaat membenamkan kepalanya di buah dadaku, menghisap bergantian dan mencium bibirku.
” Oooookkhh sayang.. benar-benar nikmat sekali sayang….. ngga sia-sia aku memberanikan diri bertemu kamu… Love you honey..”
Aku hanya diam. sambil merasakan tusukan penis Didit yang semakin keras dan begitu kuat.
“Akkkhhh,, Dit.. aku mau kellluaarr lagii…” seruku sambil memeluk erat dan mencium menggigit bibir
Didit kemudian kuremas-remas rambutnya.
” Aku juga mau keluar sayaaaang… keluarin di mana…” seru Didit
” Di dalaaaa” belum sempat selesai bicara tubuhku menggelinjang bersamaan dengan tubuh Didit, bersamaan kami mencapai orgasme.
” Croott…crooott….crooot ” aku hitung ada 8kali Didit memuntahkan spermanya di dalam vaginaku.
Vaginaku terasa penuh sekali dengan genangan sperma Didit. Pelan pelan dia mendorong memajukan penisnya ke dalam vaginaku yang becek bercampur cairanku dan juga cairan dia. Rasanya ngilu sekali saat Didit menggesekan kembali penisnya. Untung cuma sebentar karena penis Didit berangsur-angsur mengecil.
Didit pun pelan-pelan mencabut penisnya. Cairan sperma yang menggenang di vaginaku pun menyembur keluar. Aku tarik tubuhnya, dan merebahkan dirinya di sampingku. Dia membelai rambutku, dan menyeka keringat di keningku juga wajahku. Dan mengecup lembut keningku.
” Makasih Mel…”
Dan akupun membalas dengan mencium bibirnya yang sexy. Kemudian dia menarik selimut dan tidur sambil memelukku. Yaaa, kami berdua tidur tanpa memakai busana. Hanya ditutup selimut. Aku tersenyum melihat Wajah Didit yang langsung tertidur pulas. Sama sekali tak ada penyesalan malam ini..
Yaa.. baru kali ini aku benar-benar melakukan sex dengan didasari rasa cinta, bukan karena terpaksa. Tapi rasanya nggak mungkin banget kalau Didit juga mencintai aku dari hati, paling-paling ya dia hanya mencintai tubhku.
Akhhh masa bodo… capeek… waktunya tiduuur akkkkhh…
Tak terasa, pagi sudah menjelang. Dan ternyata Didit sudah bangun sedang menghisap rokok dan meneguk minuman sisa semalam. Rupanya Didit tidak sadar kalau aku sudah bangun. Aku langsung memejamkan lagi, begitu aku merasakan dia menoleh menghadapku. Dimatikan puntung rokoknya, dan ditenggak habis minuman yang di genggamnya. Kemudian dia menghampiriku, membelai rambutku.
” Andai saja Melia…” ucapnya pelan.
Lalu aku buka kedua mataku.
” Andai apa Dit?? ”
” Eh.. enggak kook.. emmh andai saja aku bisa berlama-lama bersama kamu terus ”
Aku pun tersenyum dan menjawab,
” Kapan pun kamu perlu atau butuh aku, asal aku lagi nggak sibuk. Aku mau kok nemenin kamu..”
Didit tersenyum.. ” Andai Alif itu aku..”
” Sudah lah nggak usah membahas orang suci itu lagi!! ” seruku.
” Emmh, iya. Maafin aku ya Mel.. Mel aku bener-bener sayang kamu. Sejak permintaan pertemananku kamu konfrim, sejak kita sering chating aku bener-bener merasakan hal lain. Bukan sekedar nafsu sex belaka. Melainkan aku ingin menyayangi kamu lebih dari hatiku” Ucap Didit dengan nada yang begitu pelan, dan juga dengan sinar mata yang memancarkan kesungguhan.
Aku menutup mulutnya dengan jari telunjuk kananku.
” Kita hanya sebatas partner Sex! Aku ulangin lagi HANYA SEBATAS PARTNER SEX!!! nggak lebih”
Jawabku dengan senyuman lembut di iringi kecupan kecilku yang mendarat di keningnya.
Akupun beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.
” Dan ingat, aku hanya mau main sex 1x semalam. Nggak mau atau nggak boleh minta nambah lagi! gini-gini aku bukan maniak juga tau aturan main sex! ” ucapku sambil tersenyum tipis, kemudian meninggalkan Didit menuju kamar mandi. Belum sempat aku membuka pintu kamar mandi, Didit memanggilku.
” Naay..”
Aku pun menoleh dan menjawab
” Nggggg… apa?!”
“Iya aku ngerti kok, bukan nya kamu sendiri yang bilang seperti itu waktu chating sama aku….. dan itu yang membuat kamu beda dari yang lain..” seru Didit diiringi senyum tipis.
Dan benar saja, setelah aku sampai selesai mandi pun Didit masih duduk di kasur. Sambil mengutak atik ponselnya.
” Sekarang giliran kamu mandi sana…” perintahku sambil mengelus-elus rambut kepalanya.
” Siaaap boss!! habis ini chek out mau sarapan dimana nih? ” candanya.
” Emmmh, udah sana cepetan mandi dulu! dah hampir jam 06.0 nich!” seruku.
” Yeee.. baru aja setengah enam kurang wleeeekks!” ledek Didit sambil menjulurkan lidahnya sambil berlari menuju kamar mandi.
” Awas nanti kamu yaaa!!” seruku.
Usai mandi, kami pun chek out, di perjalanan Didit memecahkan keheningan.
” Emmh, mau sarapan apa Mel?” tanya dia.
” Kita ke Gor Satria aja yuk.. sarapan buryam atau nasi uduk..”
” Aku nggak suka nasi uduk, aku lebih suka bubur ayam atau ketupat tahu ” jawabnhya manja.
” Yaudah sarapan buryam aja ya”
Selang beberapa menit, kitapun sampai dan memarkiri mobil Didit.
” Di sebelah situ aja, buryamnya lebih mantap ” seruku
” Iya, terserah kamu deh Mel”
” Pak, pesen buryam 2, teh manis angetnya juga 2 ya.. Oya, biasa ya telur puyuhnya pake dobel, hehehe..” seruku sambil meringis.
Setelah memakan buryam, Didit mengantarku pulang. Sesampainya di depan gang kostanku Didit membelai rambutku dan menciumku.
” Makasih buat semalam dan juga pagi ini Mel..”
Aku hanya tersenyum, kemudian Didit mengambil dompetnya. Mengambil kira-kira ada 10 lembar uang seratus ribuan dan menyodorkan nya kepadaku.
” Tolong terima ini Mel…..tapi kamu jangan salah paham dulu… aku nggak nganggap kamu pecun…. anggap kalau aku ingin mebantu adik-adikmu di panti..” ucap Didit dengan nada lembut dan penuh ketulusan.
” Nggak usah Dit,, beneran! Nggak papa kok. Ntar aku juga ada pemotretan. Ni juga abis ini aku langsung mau ke Purbalingga, ada job jadi SPG, besok juga aku gajian di magang caffe, selasanya aku juga gajian di
Stasiun Radio yang aku kerjain”
Didit pun langsung memasukan kembali uang tersebut ke dompetnya.
” Ternyata benar dugaanku Mel..”
Aku cuma tersenyum simpul.
” Yaudah, aku mau siap-siap berangkat, sebentar lagi juga ada yang mjemputku.
Sebelum aku membuka pintu mobil, Didit menarik tanganku.
” Naaay…”
” Iya.. ada apa lagi..?!”
Didit membelai rambutku dan mencium keningku, juga menyentil hidungku.
Aku pun meremas rambut di kepalanya, aku pun memberanikan diri untuk mencium bibir Didit. Selang 5 menit aku melepaskan ciuman dari mulut Didit. Ku buka pintu mobilnya.
” Daggggghhhh” ucapku sambil kulambaikan tangan kananku. Didit pun mengklakson mobilnya 1 x.
Setelah melaju selang beberapa menit aku pun masuk ke kamar kostku. Sepi. ya kalau hari minggu memang sepi, pada mudik semua.
Kulempar tasku ke kasur, ku lepas boleroku dan juga merebahkan badanku. Jujur aku masih ingin berlama-lama dengan Didit. Entah kenapa aku sangat nyaman sekali berada di samping Didit, walaupun baru kenal beberapa hari di FB juga baru pertemu pertama kali. Lamunanku terbuyar ketika ponselku berbunyi.
Ada sms masuk, eeh rupanya dari Didit. Belum juga 10 menit berlalu. ku baca sms dari dia
” Melia sayang… aku tahu kalo kamu pasti nggak mau nerima secara langsung uang dari aku… Maaf tadi aku sempat membuka dompet kamu. Aku titipkan sedikit uang, ingat tapi uang itu bukan buat kamu looh! Tapi untuk adik-adik kamu di panti. Oya, aku juga percaya sama kamu. Aku titipkan kartu debitku buat kamu simpan, jika kelak adik-adik kamu butuh kamu boleh memakai nya. dan ini nomor pin nya ******
Suatu saat pasti kita bisa bertemu lagi Melia.. dan maaf aku bukan orang Purwokerto. Maaf kalau aku sudah membohongi kamu…”
Usai aku membaca sms itu, aku langsung membuka tasku dan mengecek dompetku. Ternyata benar ada 30 lembar uang seratus ribuan dan 1 ATM. Aku pun meraih ponselku, dan cepat-cepat menelfon Didit. Tapi tetap tidak ada jawaban. Aku coba sampai beberapa kali, hasil nya Nihil.
Buat Didit, semoga membaca cerita Mel ini. Maaf Mel beberkan semua disini. Satu yang ingin Mel tanya, kenapa kamu blokir FB ku, kenpa sekarang nomor kamu tidak aktif? Tolong jangan membuat Mel semakin pusing memikirkan Hal ini….
Jujur apa pelacur seperti Mel ini tidak boleh memiliki rasa cinta! Apa Mel akan terus merasakan sakitnya rasa cinta terus dan terus menerus…..
Setelah Mel benar-benar total melupakn Alif, apa Mel harus kembali lagi merasakat sakit kehilangan orang yang benar-benar Mel sayangi?!!
TAMAT
Kalian bisa membaca artikel menarik lainnya seputaran cerita panas terupdate hanya di website ini. Setelah membacanya berikan penilaian dengan cara mengshare artikel di atas menggunakan tools yang sudah kami sediakan di bawah ini, dan jika ingin membaca cerita porno lainnya silahkan sobat membacanya pada related post.
404. That’s an error.
The requested URL /u/0/se/0/_/+1/fastbutton was not found on this server. That’s all we know.
0
0