cerita bokep panas

Posted on

Kisah Nyata Sex Dengan Wanita Setan Yang Cantik

IndoPK – Hujan baru saja reda mengguyur kota Lamongan, Jawa Timur, ketika Andhika bangun dari tidur siang. Sepulang kuliah ia tidak bisa menahan kantuk karena memang semalaman dirinya nyaris tidak tidur. Pasalnya, mlm ituAndhika harus menyeleksi sCeritatumpukan naskah untuk majalah kampus yaang harus terbit pekan depan. Tugas seperti itu menjadi tanggung jawabnya sebagai pimpinan redaksi majalah kampus.

Andhika menjulurkan kepalanya keluar jendela. Di luar sana hujan masih menyisakan gerimis rinal. Pekarangan rumah Andhika yaang cukup luas masih kelihatan basah. Dedaunan di pohon-pohon mangga yaang tumbuh sana tampak basah oleh gerimis yang turun malu-malu & atas langit.

Mata Andhika tiba-tiba tèrtumbuk pada kursi anyaman bambu yaang ada di bawah pohon mangga di ujung pekarangan.

Ingatannya melayang pada kenangan masa silam. Ketika Ia masih duduk di bangku sebuah Madrasah Aliyah (MA) di Lamongan, sebuah nama terpatri di hatinya: Annisa! Nama itu hingga kini masih melekat di hatinya, meski sekarang Annisa tidak diketahui berada di mana.

Bukan sekali Andhika melacak keberadaan gadis pujaan hatinya itu. Pernah Ia coba mencari melalui teman temannya semasa di MA, namun tidak ada satu pun dan mereka yaang mengetahui di mana Annisa berada.

Ada yaang bilang putri semata wayang seorang pengasuh pondok pesantren tradisional yang terletak di pinggiran kota Lamongan itu pindah keluar kota yakni Bogor atau Sukabumi. Ada jga yang mengabarkan begitu lulus & MA Annisa Iangsung dipersunting oleh seorang perwira kepolisian kemudian diboyong pindah ke Kalimantan.

“Terakhir aku dengar dia menikah dengan seorang polisi, Mas. Tapi, soal benar atau tidaknya kabar tersebut aku kurang tahu,” ujar Siti Sholihat, teman akrab Andhika semasa di MA.

“Mas Andhika pernah bertanya kepada saudara atau kerabat Annisa yaang ada di Lamongan?”
“Justru itulah, Ti. Dulu Annisa pernah bilang bahwa dia tidak mempunyai saudara atau kerabat di kota Lamongan ini. Ada jga paman atau bibinya yaang tinggal di Surabaya dan Madura. Tetapi aku tidak tahu alamat mereka,” ujar Andhika dibakar rasa penasaran & rindu ingin bertemu dengan Annisa.

Sesungguhnya, apa gerangan yaang membuat Andhika hingga sekarang masih tergila-gila kepada gadis itu ?? Sedemikian istimewakah seorang Annisa sehingga membuat pria itu kasmaran berat kepada gadis itu?

“Aku menyintaimu bukan karena kamu cantik, An,” tutur Andhika suatu ketika kepada Annisa, “Tetapi ada sesuatu dlm dirimu yang membuat aku tertarik kepadamu. Aku sendiri tidak tahu apa itu.”

“Tetapi teman-teman cewekmu banyak yaang cantik & tertarik padamu, Ka. Mengapa kamu memilih aku? Kenapa kamu tidak memilih mereka saja sebagai pacarmu?” kata Annisa polos.

Kepoloson itu pula yaang membuat Andhika semakin menyukai gadis itu.
“Entahlah. Pokoknya sulit bagiku untuk melupakan kamu An:’ kata Andhika seraya meraih lengan Annisa. Namun gadis itu buru-buru menarik tangannya & memilih duduk agak menjauh dan Andhika. Dia tidak mau kulit tubuhnya disentuh laki-laki walau cuma sejengkal.

Annisa bukan perempuan murahan. Dia bukan gadis gampangan.
Sikap Annisa yaang tidak “gampangan” seperti itu justru semakin membuat Andhika kian mengukuhkan niatnya. Ia telah bertekad kelak dininya harus bisa menyunting gadis itu!

Di jaman sekarang, pikir Andhika,sudah teramat sulit mendapatkan gadis yaang masih “jual mahal” di hadapan lelaki. Yaang ada sekarang adalah perempuanperempuan cantik yang tidak bisa lgi menghargai kesakralan cinta.

Bahkan tidak sedikit di antara mereka yaang menjadikan cinta sebagai media mencari kepuasan diri & materi. Lalu mereka bersembunyi di balik moderenisasi untuk bisa terjun ke dunia bebas sebebas-bebasnya!

Hingga selepas maghrib Andhika belum beranjak & kamarnya. Hati dan jiwanya masih terbelenggu oleh bayangbayang wajah Annisa. Dirinya masih sarat dengan keyakinan bahwa Annisa masih ada di sekitar Lamongan. Karena itulah ia bertekad akan terus mencari Annisa sampai ketemu.

Di bawah langit yaang masih menurunkan rinal gerimis, Andhika mengeluarkan mobil kesayangannya & garasi. Mlm ini ia berniat akan menelusuri sejumlah rumah makan atau restoran di Lamongan. Ia pikir, mungkin selepas MA Annisa bekerja di salah satu rumah makan yaang ada di kota itu.

Pasalnya, Annisa sewaktu di MA dulu pernah bilang sangat tertarik pada aktifitas kuliner. Siapa tahu Annisa benar-benar terjun menggeluti dunia kuliner?

Sebuah jalan di Lamongan yaang penuh dijejali pedagang makanan, rumah makan, dan aneka kuliner lainnya ditelusuri oleh Andhika. Ia sengaja memarkir mobilnya di salah satu sudut jalan kemudian berjalan kaki menelisik satu per satu rumah makan yaang ada di jalan itu. Bahkan sekali-sekali Andhika masuk restoran yang diduga jadi tempat Annisa bekerja dengan berpurapura menanyakan menu apa saja yang disajikan oleh pemilik rumah makan.

Namun upaya Andhika mencari kekasih hatinya itu hanya membuahkan kesia-siaan. Hingga beberapa mlm Ia melacak këberadaan Annisa di restoran atau rumah makan yang ada di Lamongan tidak menghasilkan informasi sedikit pun tentang gadis itu.

“Di manakah engkau berada wahai Annisa?” gumam Andhika dari hari ke hari.
Tiga bulan sudah Andhika berusaha mencari tahu keberadaan Annisa. Dan mlm mi ia bertekad untuk kembali mencari Annisa di sejumlah tempat. Kali mi Andhika hendak menelusuri gadis itu di sejumlah komplek perumahan. Siapa tahu di sana Annisa tinggal bersama saudara atau kerabatnya ??
Sebuah komplek rumah huni mewah dimasuki Andhika. Kepada petugas security ia tunjukkan foto Annisa semasa duduk di MA dulu. Akan tetapi & sekian banyak perumahan yang Ia sambangi sama sekali tidak ada tanda-tanda tentang keberadaan Annisa.

Seingat saya di komplek ini tidak ada gadis bernama Annisa, Mas,” tutur seorang petugas keamanan sebuah komplek perumahan. Petugas satpam itu. memerhatikan dengan seksama foto Annisa & tangan Andhika.

“Terima kasih banyak atas informasinya, Pak ujar Andhika penuh rasa kecewa. Kepedihan dan rasa putus asa mulai menyelinap di dadanya. Namun bayangbayang wajah Annisa semakin pekat melekat di pelupuk matatiya.

“Harus ke mana lgi aku mencarimu Annisa?” kata Andhika dalam hati.
Pukul 11.34 mata Andhika diserang rasa kantuk. Kopi pahit yaang ia beli di warung angkringan tidak mampu membuat matanya melek. Berbatang-batang rokok tidak jga membuat dirinya segar untuk kemudian terus mencari di mana Annisa berada.

Tanpa disadari Andhika telah mengarahkan mobilnya ke arah Jalan Kinameng. Ia terkesiap ketika mobilnya berhenti di depan sebuah rumah bertekstur kuno yaang sangat dikenalnya.

“Bukankah itu rumah Annisa?” kata Andhika dlm hati seraya memerhatikan rumah kuno dari dlm mobil.
Di depan sana Andhika melihat rumah Annisa diterangi beberapa lampu gantung yang usianya mungkin sudah sangat tua. Suasana resik dan asri masih memancar dan rumah tersebut. Keadaan seperti itu tidak berubah sedikit pun, meski terakhir kali ía mengunjunginya beberapa tahun silam.
Di luar dugaan dari dlm rumah itu tiba-tiba keluar sosok yaang sangat dikenalnya. Sosok perempuan yang selama ini ia rindukan: Annisa! Kekasih hatinya itu menatap ke arah dirinya dengan senyum khas seorang gadis yaang sederhana.

“Annisa?” ujarAndhika dlm hati, “Benarkah dia Annisa?”
Seperti berada di luar batas kesadaran, Andhika membelokkan mobilnya masuk pekarangan rumah tua itu.

Kenapa dari tadi bengong saja di luar, Mas? Bisa-bisa nanti kamu kesambet setan .“ sambut Annisa begitu Andhika turun & mobil. Sebelah tangan gadis itu menjulur ke arahnya. Sungguh, itu bukan kebiasaan Annisa yaang selalu menolak dipegang apalagi diraba oleh pria yaang bukan muhrimnya. Tetapi Andhika tidak peduli. Rindu kasmaran yang terlanjur memenuhi dadanya ingin ia tumpahkan mlm itu kepada kekash hatinya.

“Aku dengar kamu sudah pindah ke luar kota, An” kata Andhika sambil menjemput tangan pujaan hatinya.

MeIalui lengan halus itu Andhka menumpahkan kerinduan yang selama ini mendera dirinya. Ia curahkan cintanya kepada gadis itu dengan menciumi tangannya sedemikian rupa.Mendekapkan telapak tangan Annisa di dadanya yang bidang seolah tidak ingin berpisah lgi dengan gadis itu.

“Siapa yang bilang aku pindah, Mas? Aku cuma pergi ke rumah saudara yaang tinggal di Surabaya. Setelah itu, ya balik lagi kemari. Memangnya rumahku di mana?” sahut Annisa dengan suara manjanya yaang khas.

“Tapi aku sempat lewat kemari beberapa kali, An. Rumah ini dlm keadaan kosong seperti tidak berpenghuni,” kata Andhika sambil mengikuti Iangkah Annisa yang mengajaknya masuk ke dalam rumah.
Beberapa saat kemudian sepasang merpati tampak bercumbu di balik keremangan lampu ruang tamu sebuah rumah tua.

Rindu yang menggelegak tercurah di sana dlm bungkusan dengus & detak jantung yang teramat dahsyat. Helai demi helal benang di tubuh sejoli itu luruh di atas lantai dalam gemuruh asmara yaang sedemikian hebat.

Andhika & Annisa pun menghabiskan malam dalam perahu yang sarat dipenuhi berahi.Hingga menjelang dini keduanya masih tergolek tidak berdaya dengan sengal nafas satu per satu.

Namun cerita tentang asmara yaang membakar sejoli itu tiba-tiba luluh lantak laksana dihempas badai. Gedoran bertubi tubi di pintu depan membuat Andhika terloncat dan atas sofa.Panik mencari pakaiannya yaang terhempas entah ke mana.
“AstaghfiruHah…! Sedang apa kau anak muda malam-malam di sini?” ujar beberapa warga seraya memandang aneh ke arah Andhika.

Mereka tidak habis berpikir mengapa pemuda itu telanjang bulat di dlm rumah tua yang kosong.

“Ak-aku…” Andhika tergagap. Mulutnya terkunci rapat karena menahan malu yaang sangat. Ia berdiri dlm keadaan telanjang bulat di depan banyak mata warga.

“Sudah…sudah. Mari kita bawa anak muda ini ke luar,” ujar seorang warga seraya memberi kesempatan kepada Andhika untuk mengenakan pakaian.
Sambil berpakain Andhika celingukan ke sekitar. Akan tertegun karena di sana tidak ditemukan lgi keasrian rumah kuno milik orangtua Annisa. Yaang ada adalah debu dan kotor di sana-sini. Sarang laba-laba jga menggantung di hampir semua sudut rumah. Lalu, ke mana perginya Annisa? Kepada warga Andhika menceritakan perihal dininya bisa berada di rumah tua aternyata sudah dua tahun ditinggal pergi oleh pemiliknya.

Pemilik rumah konon boyong pindah ke salah satu kota di Jawa Timur, termasuk Annisa ikut pula dengan mereka.

“Anda yakin tadi mlm Annisa menemui anda di dalam rumah ini?” tanya seorang warga.

“Benar, Pak. Dia benar-benar Annisa sahabatku sewaktu duduk di Madrasah Aliyah dulu,” jawab Andhika.

“Ini, tidak mungkin anak muda,” ujar seorang warga yaang mengaku masih kerabat dengan orangtua Annisa, “Mereka sudah dua tahun tidak tinggal di sini. Bahkan Annisa jga ikut pindah dengan orang tuanya dan belum lama ini anak itu menelepon saya. Dia mengabari saya katanya hendak menikah sekitar dua bulan lagi.”

“Jadi.. .jdi siapa perempuan yang aku temui semalam, Pak?” tanya Andhika bergidik “Entahlah ujar warga saling pandang. Mereka pun mengantarkan Andhika hingga ke mobilnya. Sedetik kemudian mobil Andhika telah menghilang di tikungan Jalan Kinameng. Dan balik kaca spion samar-samar pemuda itu melihat seraut wajah menabur senyum ke arahnya. Tetapi Andhika tidak ingin peduli sedikit pun. Ia buru-buru tancap gas agar bisa segera sampai ke rumah.,,,,,,,,,,,,,,,,,,

AGEN POKER ONLINE | BANDAR CEME | DOMINO QQ ONLINE TERPERCAYA