ABG Binal Pasrah Dienjot

Posted on

 

ABG Binal Pasrah Dienjot,Dicemek2,Digrepe2,Diobok2 Sama Kontol Cowo2 Nafsuan.“mbak Reta…”, “iya Ozi?”, “mbak Reta… gak pakai bh ya?”, “hmm? iya enggak, emang kenapa?”, “lah kenapa?” Ozi sibuk melihati Reta, meski memakai kaos, terlihat jelas puting susu Reta. “gak papa sih mbak…”, “kalau pake bh nanti buah dadaku jadi kendur, aku biasa nggak pake, jadinya buah dadaku bagus bentuknya”, “masa sih mbak?”, “iya loh… Ozi mau liat”, “wah…boleh mbak…” Ozi senang, Reta membuka kaosnya, mempertontonkan buah dada besar bundar, terlihat kencang, dan puting susu Reta tampak besar menonjol. “tuh kan… bagus…”, “hmm… emang nggak sama ya sama yang lain?”, “beda dong… liat itu putingku jadinya agak besaran, buah dadaku kencang”, “hmm… iya juga ya mbak”, “iya… Ozi pegang deh coba…”, “ooh iya…mmh… wah… kenyal mbak ya”, “iya kan… putingku juga…aah…”, “yang ini kenyal juga… eh mbak keluar susunya… waah…”, “hmm… iya itu manfaatnya gak pake bh juga… gampang dirangsang nih buah dadaku… aduh tolong dong Ozi minum susuku ya…mau?”, “m…mau mbak mau…”, “iya udah kamu kenyot aja putingku…nah…” Ozi langsung mulutnya menyambar puting susu Reta, dihisap terus, air susu mengalir mengisi mulut bocah itu. “mm…sluurp…mm…aah…mm”, “ini Ozi yang kiri juga ya…”, “mmm…iya mbak…mm…sluurp…mm” Ozi senang sekali, ia jadinya sibuk menghisap kedua puting susu Reta, susu diminumnya dengan nikmat, sambil ia remas juga buah dada sarah yang montok dan kencang.

Reta memang sejak kecil tidak pakai bh, cewek itu terkenal buah dadanya memang besar, dan kini saat ia tumbuh dewasa, buah dadanya bisa menghasilkan air susu. “mm…sluurp..mmm”, “enak kan zi?”, “iya mbak…hehe…mm”, “buah dadaku sekarang manja banget… minta dihisap terus putingnya, mana nggak habis habis susunya”, “mm…sluurp…biar Ozi yang minum mbak…hehe..mmm”, “hmm iya, Ozi, biar enak kita kekamar aja ya”, “wah iya bagus tuh mbak…hehe…” Ozi malah diajak kekamar. Sampai kamar, Reta malah mencopot semua pakaiannya, setelah itu berbaring dikasur.

“Ozi… mau minum susu lagi nggak?”, “ooh iya iya…”, “kamu buka pakaian aja sekalian”, “iya mbak siap…hehe..hmm” Ozi cepat cepat telanjang juga, lalu ia langsung mendekati Reta. “sini naik aja nggak papa”, “misi ya mbak…hehe…mm…aku minum lagi ya…mm…sluurp …mmm…”, “iya… agak turun Ozi… sambil aku pijit burungmu itu”, “mm…sluurp… aah… mbak… wah…ooh” Ozi tak tahan saat penisnya mulai dikocok dan dielus oleh Reta. “kenapa Ozi?”, “itu mbak…enak banget”, “iya makanya… ayo sedot lagi susuku zi… tuh luber kemana mana”, “hmm iya mbak…mm…sluurp..mmm…” Ozi makin senang bisa minum susu terus, sambil penisnya dipuaskan. “Ozi… aku minta susu juga… kamu masukin mulut kamu ya”, “iya mbak…sluurp…”, “sini sini kasih ke aku…cup…mm…slurp…mm”, “mm…cup…mm…” Ozi tak menyangka, ia bahkan bisa membagi susu dari mulut ke mulut, nikmat rasanya mencumbu Reta.

“mm..cup… udah minum susuku lagi zi…”, “iya mbak…mm…sluurp..mmm”, “hehe… Ozi burungnya gede juga ya…”, “mm…sluurp… emang kenapa mbak?”, “bentar bentar… sini masukin sini ya”, “wah… masukin lubang itu mbak?”, “iya… ayo…” Ozi penisnya makin tegak saat tau akan dimasukan kelubang vagina Reta. “sini ya mbak…ouh…”, “nghh…aah… iya sip… ooh…mmh”, “wah…hangat mbak…”, “iya dong… aah…aah…”, “aku gesek ya mbak…”, “iya… wah… Ozi udah pinter deh…mmh”, “ooh…mmh…mm…sluurp…mm” sambil menggerakan penisnya dalam hangat memek Reta, Ozi juga kembali minum susu dari puting Reta. Tampak Ozi senang kali itu mampir kerumah Reta bahkan bisa asik nyusu dan ngentot dengan Reta. “aahn…ouh… Ozi…aah…aah…”, “mm…sluurp..ooh…mbak… aah… mmh” Ozi terus beraksi penuh semangat, kapan lagi ia bisa bersetubuh dengan perempuan montok dan bohay.

“aah…aah…mmh…”, “mbak… aku mau aduh…”, “Ozi…aahn…” Croot crot croot, Ozi mengisi penuh memek Reta dengan sperma. “aah…aah…ooh… mmh”, “aahn…memekku…ooh…” Ozi kemudian turun, dan tiduran disamping Reta. “mbak Reta…”, “ngh…iya Ozi…”, “mbak Reta ndak papa?”, “nggak papa kok… eh Ozi…”, “iya mbak?”, “aku numpang mandi dirumah kamu ya, disini airnya masih mati”, “ooh… iya mbak ndak papa kok”, “kamu pulang aja duluan, nanti aku kesana”, “iya mbak… aku mandi dulu deh…” Ozi memakai pakaianya, lalu pergi pulang dan bergegas mandi. Reta mengelap memeknya, setelah itu memakai kaosnya, kemudian memakai handuk untuk menutup bagian bawah tubuhnya. Ozi rumahnya bersebelan dengan Reta, jadi Reta tinggal berjalan lewat belakang rumahnya, sudah sampai di belakang rumah Ozi.

kamar mandi rumah Ozi memang ada dibelakang rumah, “Ozi… masih mandi?”, “udah kok mbak…bentar…” Ozi kemudian keluar, ia sudah selesai mandi. “aku numpang mandi ya zi…”, “iya mbak… tapi habis ini aku tinggal ya… mau kerumah teman”, “ooh iya ndak papa” Reta pergi kekamar mandi, Ozi pergi ganti baju setelah itu pergi bermain. Reta berlama lama mandi, membersihkan memeknya, juga tubuhnya yang berkeringat. “permisi…” terdengar suara dari luar kamar mandi, “iya?”, “Reta ya didalam?”, “iya benar…”, “ini ayahnya Ozi…”, “ooh iya pak, ada apa?”, “mbak Reta masih lama?”, “iya kayaknya pak… bapak mau pakai kamar mandi ya? saya buka deh”, “eh ndak…wah…” Reta malah membuka pintu kamar mandi, ayahnya Ozi melotot melihat tubuh Reta yang basah, jelas dimatanya tubuh mulus nan menggoda.

“masuk aja pak…”, “hehe… iya iya…hmm” kamar mandi Ozi memang cukup besar ukurannya. “mau buang air ya pak?”, “eh…iya…mau buang air kecil…”, “ooh iya pak, silahkan”, “hehe misi ya…” Reta bergeser, ayahnya Ozi malu malu, tapi akhirnya ia buka celana dan mengeluarkan penisnya. Pria itu mencoba kencing sambil berdiri menghadap toilet, tapi ia tak kunjung kencing, penisnya malah berdiri tegak. “kok belum keluar pak?”, “eh… ndak tau ini…”, “hmm, sulit ya pak?”, “ndak kok cuman…”, “apa mau Reta bantu biar keluar?”, “eh… b…boleh tuh…”, “hmm… Reta pegang ya pak”, “iya…mmh…” Reta malah mendekat, lalu penis besar tegak itu dipegangnya, “masih ndak keluar pak… apa dikocok gini pak?”, “aah… iya mungkin…mmh” makin senang ayahnya Ozi.

“masih ndak keluar pak”, “aah…iya… minta diemut mbak”, “ooh iya pak…umm…mm…nmmm” Reta malah senang mulutnya bisa mengulum penis besar itu. diemutnya dengan nikmat, dijilati juga, Sampai ayahnya Ozi tampak begitu puas. “ooh…mmh… udah mbak…aah…” Croot croot, mulut Reta malah diisi sperma, “mmgh…aah…mmh…gleeg…mm” Reta menelan semua sperma dimulutnya. “kok ditelan semua Reta?”, “mm… ndak papa pak… enak kok”, “kalau mau… saya keluarin lagi”, “hmm iya pak boleh”, “tapi maunya saya masukan situ”, “hmm? ooh mau dimasukan kevagina saya? ya udah pak ini…” Reta malah membuka kedua pahanya, menunjukan memeknya. tentu Pria didepannya itu jadi terangsang, penisnya tegak lagi setelah pria itu mengelus bibir vagina Reta. “hehe… bentar ya…uuh” mulai kini ayahnya Ozi memasukan penisnya, sleeb, masuk kedalam sampai membuat memek Reta sesak.

 

“aahn…aah…besar ya pak…aah…sampe…aah… sesak…”, “hehe iya…mmh…ooh” mulai juga ia gesekan penisnya, pria itu amat gembira bisa menyetubuhi Reta. “aah…aah…mmh” Reta hanya menahan tubuhnya, saat memeknya digenjot. “wah… itu putingnya mbak Reta”, “aah…iya pak… tolong pak dihisap sekalian susu saya”, “oh pasti…umm…mm…mmm…sluurp…aah..mm” paling enak memang ngentot sambil minum susu. Ayahnya Ozi terus saja menggenjot memek Reta, penis besarnya maju mundur mengoyak memek cewek montok itu. Sambil terus ia kenyot puting susu Reta yang menonjol, disedot dikenyot, sungguj nikmat. “aah…aah…ouh…ngh” Reta tau benar, sensasinya lebih luar biasa saat memeknya digenjot penis besar, tak seperti tadi saat dengan Ozi.

Tentu Reta amat puas, ia senang juga ngentot dengan ayahnya Ozi. “aah…ooh..Mbak Reta…auh” Croot croot, keluar sudah sperma mengalir mengisi memek Reta. “aah…aah…aah…mmh”, “ooh… makasih mbak Reta “, “hmmh… iya pak” Ayahnya Ozi pergi keluar, ia biarkan reta membersihkan diri dan menuntaskan mandinya. Setelah benar benar tuntas mandinya, Reta memakai handuknya lalu keluar untuk pulang. “mbak Reta?”, “iya Ozi?”, “lama sekali mandinya?”, “iya dong kan biar bersih semua”, “hmm iya mbak”, “aku balik dulu zi” Reta pergi pulang, setelah memuaskan Ozi dan ayahnya.

Pagi pagi sekali Reta sudah pergi numpang mandi kerumah Ozi, namun tak ada yang mengganggu, jadi ia bisa segera mandi lalu pulang. dirumahnya, Reta memakai kaos dan hotpantsnya, ia kemudian bersih bersih rumah. “Pagi mbak Reta…”, “oh iya pagi…”, “ini saya mbak… Tejo… mau benerin kamar mandi”, “ooh mas ini ya? ya udah mas masuk aja” Tejo baru ketemu langsung terpesona melihat Reta yang begitu menggoda, tampak mulus juga buah dadanya besar. Tejo diarahkan kekamar mandi, “inj kamar mandinya mbak?”, “iya mas… tolong ya mas dibenerin, saya sampe harus mandi kerumah tetangga”, “oke siap, mbak Reta tenang saja” Reta pergi dan kembali membersihkan rumah, saat Tejo membetulkan perabotan kamar mandi.

Tejo bekerja sambil masih memikirkan Reta, mana ada pria yang tak inga buah dada besar yang menggantung. “mas Tejo?”, “eeh… iya mbak?”, “gimana?” Tejo kali itu duduk membenarkan saluran air, eh ada Reta mendekat sambil menunduk, buah dada besar itu menggantung didepan Tejo. “hmm…hehe…hmm”, “udah selesai mas?”, “eeh… belum, ini masalahnya disaluran air”, “ooh gitu ya mas… eeh…mas…” Tejo tangannya masih mengurus pipa air, tanpa ia sadar ia malah membuka pipa itu, air mengalir muncrat kena kaos Reta. “eeh…maaf mbak… tuh kan pipanya yang bermasalah mbak”, “hmmh…iya mas.. yah basah deh…” Tejo melihat jelas buah dada Reta, apalagi kaos Reta basah, terlihat juga puting susu yang menonjol, tampak begitu menarik.

“ganti baju aja mbak”, “hmm iya mas” Reta malah melepas kaosnya didepan Tejo, makin senang saja pria itu. “eeh… mbak…”, “iya mas?”, “waw…hehe… bentar mbak saya kasih tau”, “hmm kasih tau apa mas?” Reta mau pergi eh kembali mendekati Tejo, menunduk lagi, buah dadanya dipamerkan pada Tejo, putin susunya sudah ada didepan wajah Tejo. “iya… nanti kalau nyalain air… kecil aja jangan gede gede”, “hmm iya mas”, “terus… kalau air habis harus segera diisi…”, “hmm iya, terus mas”, “terus…umm…mmmh..mmm” Tejo langsung menyambar puting susu Reta, dikenyot juga dihisap. “aah… mas Tejo haus ya?”, “mm…iya…mm”, “hmm iya udah mas hisap susu saya aja ya… tuh keluar kan?”, “mm…sluurp…wah..iya…mm…sluurp..mmm” Tejo makin senang tau buah dada Reta bisa menghasilkan susu, ia hisap terus susu keluar, ia minum terus, sambil kini mulai ia elus dan remas buah dada besar milik Reta.

“mas Tejo… itu airnya masih bocor loh”, “mm…sluurp…iya bentar…mm…sluurp…aah… iya udah saya selesaikan dulu mbak”, “iya mas Tejo, saya tinggal dulu ya” Reta kemudian pergi, Tejo penuh semangat segera membenarkan semua permasalahan dikamar mandi Reta, Tejo masih ingin minum susu lagi. seperti dikejar waktu, tejo menyelesaikan tugasnya segera, setelah itu mencari kehadiran Reta. “hehe…mbak Reta…”, “hmm? oh mas Tejo, sudah selesai mas?” Tejo melihat Reta sedang duduk dan memerah susunya, dikeluarkan mengisi gelas. Tejo langsung mendekat saja, “sudah mbak…aman…”, “akhirnya… makasih ya mas…”, “iya…hehe… tapi…”, “tapi kenapa mas?”, “saya masih haus…”, “ooh.. mas Tejo mau susu saya lagi ndak?”, “mau dong…hehe…”, “hmm bentar mas…ummm…gleeg..mm” Susu didalam gelas itu malah diminum Reta sendiri.

“kok diminum semua?”, “iya mas saya haus, mas Tejo minum langsung kayak tadi aja, mau ndak?”, “mau dong…hehe…”, “hmm iya sudah, dikamar Reta aja gimana mas”, “wah iya betul tuh hehe…” Kembali Reta mengajak pria kekamarnya, kini giliran si Tejo. sampai kamar, Reta rebahan dikasur, langsung ia dijamah Tejo. “hmmh…mas Tejo… mmh…cup..mm”, “cup..mm…hehe..mm”, “mmh… katanya mau minum susu mas? itu puting susuku, kok malah ciumin Reta?”, “ooh iya hehe lupa…um…mm…sluurp..mm”, “mmh…hmm… mas Tejo”, “mm..sluurp..mm… iya Reta…”, “yang kanan juga mas”, “ooh siap…hehe…mm…sluurp…mm” Reta mendapati buah dadanya diremas lagi, puting susunya dihisap lagi. “aah…mmh…mm”, “mm…mbak Reta…mm…sluurp”, “iya mas?”, “putingnya besar ya…kalo dihisap susunya keluar banyak”, “iya mas… soalnya saya biasa nggak pake bh…aah…”, “ooh gitu…mm…sluurp…hehe… kalau celana dalam?”, “kadang pake kadang enggak mas”, “ooh… ini sekarang pakai ndak?”, “ndak kok mas”, “masa sih?”, “iya… buka aja mas”, “hehe… wah iya…hmm…hehe…” Reta sudah telanjang bulat, Tejo terangsang berat, ia pun mencopot semua pakaiannya. “iya kan mas…aahn…”, “hehe… saya minum susu lagi ya…”, “iya mas…mmh” Tejo merapat disebelah Reta, sambil ia kembali menghisap puting susu reta, pria itu menggesekan penisnya keselangkangan Reta.

“mm…sluurp..mm…Reta…”, “iya mas…aah…”, “sekalian aja nanti mbak Reta ndak usah pake celana dalam terus, biar ndak ribet juga kan”, “ooh iya mas…aah…aahn!” Reta mendapati ada yang masuk kememeknya, ternyata Tejo sudah tak tahan dan mulai menyetubuhi Reta. “ooh…hehe… mmm…sluurp..mm”, “aahn…mmh…ouh”, “mm…sluurp… mbak Reta…”, “iya…aah…”, “susunya nggak habis habis”, “aah… iya mas..aahn… nggak tau tuh…aah…”, “apalagi kalau…aah… lubangnya mbak Reta aku genjot gini…aah… makin banyak keluar susunya”, “ooh…aah…iya mas..mmh”, “mm…sluurp..mm…sluurp…hehe…ooh… mm”, “aah…aahn…oh…ngh…ahn” Reta makin cepat digenjot, memeknya digesek maju mundur, penis besar milik Tejo tak berhenti minta dipuaskan. Reta bahkan sampai tubuhnya basah susu, karena puting susu Reta menyemburkan susu terus, yang satu dihisap, yang lain mengalirkan susu. Jadi Tejo terpesona dengan puting susu Reta. Tejo kemudian berfikir cerdas, ia hisap kedua puting susu Reta.

iapun bisa meminum susu dengan puas. “mm…sluurp…mm..mm sluurp…mm”, “aah…wah… mas Tejo hebat…ahn”, “mm…sluurp..mm…auuh…aduh..” Croot croot crot, memek Reta diisi sperma lagi. “aah…aah…aah…mmh” Reta san Tejo sempat istirahat setelah klimaks. “mbak Reta?”, “iya…mmh” Tejo masih meremas buah dada Reta, susu masih menetes keluar, “mm…sluurp…mm mbak reta ndak kemana mana kan?”, “ndak kok mas, kenapa?”, “saya mau minum susu lagi…”, “ooh iya iya mas…aahn…aah…” Tejo menghisap puting susu Reta lagi, dikenyot dan dihisapnya puting susu Reta. Tejo benar benar ingin puas, ia bahkan memasukan penisnya kelubang lain, yaitu lubang pantat Reta. “uuuh…ouh…mmh”, “aah… mas Tejo…itu…masuk…aahn”, “iya mbak… tuh bisa masuk kok”, “ooh iya..mmh…aahn”, “mm…sluurp..mm…sluurp” Reta merasakan tubuhnya melayang karena lubang pantatnya kini yang digesek penis, saat memek cewek itu masih bereaksi dengan sperma Tejo, air susu Reta juga masih keluar.

“aah…aah…mmh”, “mm…sluurp…mm…hehe…ooh…” Tejo senang bisa ngentot reta dua kali, ia puas puaskan menggenjot cewek itu, juga asyik minum susu. Entah berapa lama, Tejo klimaks juga dilubang pantat Reta, Crot croot, ” aahn…aah…aah..”, “ooh… yeah…”, “aah..nngh…sss…aah…” Tejo lega dan istirahat, saat Reta masih menikmati sensasi gila saat memek dan lubang pantatnya penuh sperma, cewek itu sempat menggelinjang. Setelah istirahat, Reta baru sadar Tejo sudah berpakaian. “mbak, Tejo balik ya”, “iya mas… makasih udah benerin kamar mandinya”, “iya…hehe…” Tejo pergi, Reta masih mengumpulkan tenaga. Setelah itu ia pergi kekamae mandi, ia senang kamar mandinya sudah bisa digunakan, Reta bersihkan dirinya, kemudian setelah itu ia berpakaian dan memilih istirahat.

“mbak Reta…”, Reta terbangun, ia mendengar ada yang memanggil, Reta masih mengantuk, ia bangun kemudian berjalan keluar, kedepan dan membuka pintu. “hmh… iya… oh Ozi…”, “mbak… udah bisa kamar mandinya?”, “iya udah kok”, “mbak Reta tidur ya? ya udah lanjut tidur mbak”, “hmm iya iya… kamu nggak ngantuk?”, “ngantuk sih mbak”, “hmm, tidur sama aku ya, mau?”, “hmm… iya deh…hehe” Ozi masuk kerumah, pintu ditutup, Reta dan Ozi menuju kamar. Reta langsung tiduran, Ozi ikut juga. “met tidur ya…”, “iya mbak…hehe…” Reta bahkan memeluk Ozi, tentu remaja itu senang. Reta memang mengantuk, ia bisa segera tidur lagi. Ozi tidak tidur, ia menikmati waktunya dalam pelukan Reta. Ozi kemudian pelan pelan menyingkap kaos Reta, ia keluarkan buah dada Reta. Ozi memang tertarik dengan keindahan gunung kenyal milik Reta, jadi remaja itu jadinya mulai memasukan puting susu reta kemulutnya, dijilati, digigit kecil, lalu ia hisap perlahan. Air susu mengalir keluar, dengan tenang Ozi menghisap susu, ia minum dengan nikmat, dalam hangat pelukan Reta. Ozi malah mulai bisa tenang, nyusu, sambil menutup mata.

jadinya, ia pun tertidur, setelah beberapa saat minum susu Reta. Beberapa jam berlalu, Reta bangun duluan, ia bangun melihat buah dadanya terpampang, tapi ja biasa saja. cewek itu masih melihat Ozi tidur, Reta memeluk Ozi, sambil ia diam saja menunggu Ozi bangun. Tak lama Ozi bangun tidur juga. “hmmh… mbak Reta…”, “hmm… Ozi udah bangun?”, “iya mbak..mmh…”, “hehe… mimpi apa kamu tadi?”, “aku mimpi lagi minum susunya mbak Reta”, “ooh pantesan…hehe… wah udah jam segini… Ozi ndak mandi?”, “hmm iya deh saya mandi aja”, ” bareng aku aja mandinya, kamu ndak pengen coba kamar mandiku? udah bener loh”, “ooh… iya iya mbak…hehe…”, “sip… yuk…” Reta mulai melepas semua pakainannya, menunjukan lekuk tubuh indahnya, juga buah dada besarnya. Reta membenarkan rambutnya agar terikat dengan benar. “hmm…hehe…” Ozi juga ikut membuka pakaian.

“handukku cuma satu tapi zi, ndak papa ya?”, “nggak papa mbak”, “yuk deh mandi” Ozi diajak kekamar mandi, senang sekali anak itu. byur byuuur, basah sudah tubuh mulus Reta, Ozi juga sudah basah. “mbak… ini sabunnya”, “iya… Ozi sabunin aku dong”, “ooh…hehe…iya…hmm” Reta duduk tenang saat Ozi mulai menyabuni tubuhnya. Reta mengangkat kedua tanganya, Ozi menyabuni ketiak Reta yang ternyata bersih tanpa bulu. “wah bersih ya mbak ketiaknya”, “hmm iya dong…hehe…”, “tapi itu yang bawah banyak bulunya”, “iya, kalo yang bawah mending gitu…”, “ooh…hehe…hmm” Sambil menyabuni Reta, Ozi menggesekan penisnya dipunggung cewek itu. “Ozi?”, “iya mbak?”, “sini gantian kau sabunin kamu ya”, ” ooh iya mbak” Reta yang menyabuni Ozi, dari atas sampai kebawah. Ozi menahan tangan Reta saat cewek itu memegang penis Ozi.

“kenapa Ozi?”, “hmm… yang ini sabuninnya lamaan dikit mbak”, “ooh iya… gini ya…” Reta mengelus penis Ozi, basah oleh sabun, makin cepat Reta jadinya mengocok penis tegak milik Ozi. “hmmh…iya mbak…uuh…”, “hehe… hmm”, “mbak… Reta…”, “iya…” Reta memang ada didepan Ozi, cewek itu sedari tadi ngangkang dan menunjukan memeknya pada Ozi. “aku masukin situ ya burungku”, “mana… masuk sini ya…aah…auh…mmh” Ozi langsung mendekat dan memasukan penisnya pada vagina Reta. “ooh…mmh…kalo…aah… habis disabunin…aah… jadi bisa keluar masuk cepet mbak”, ” wah…iya…aah…mmh…Ozi pinter ya…aah…” Reta terus ngangkang saja, ia tunggu Ozi yang menusuk nusukan penis kememek Reta.

 

“ooh…mmh..uuh…”, ” aah…Ozi…aahn” Ozi malah memeluk Reta, anak itu makin asyik menggenjot memek reta, memek Reta memang jadi licin dan bisa dengan nikmat digenjot. “ooh…mbak…aah…” Crot croot, sperma disemburkan mengisi memek sarah. “aah…aah…ooh… Ozi…mmh”, “aah…makasih mbak”, “mmh…iya… ayo mandinya diselesaiin” mereka segera menyelesaikan mandinya. Ozi selesai duluan, ia keluar kamar mandi dan memakai handuk. “eh Ozi, udah duluan aja”, “iya mbak… eh ini handuknya mbak”, “hmm iya…” Reta mengelap tubuhnya, tapi malah membuat Ozi terangsang lagi.

Ozi melihat Reta mengelap buah dadanya, kemudian Reta malah nungging. “mbak Reta”, “iya Ozi”, “sini saya bantu mbak”, “iya…aah.. Ozi…aah…” Ozi malah menancapkan penisnya lagi kememek Reta. “ooh…aah…”, “nngh… ouh mmh”, Ozi belum puas, jadi ia genjot lagi memek sarah, bagian dalamnya memang masih basah. “dalamnya masih basah mbak”, “nggh… iya…ooh…”, “aah…aah.. itu.. udah mbak” Ozi mencabut penisnya, penisnya jadi yang basah.

“iya..mh… burung kamu yang basah tuh… sini…umm…mmm” Reta malah menunduk lalu ia mengulum penis Reta, diemutnya dengan cepat, dihisapnya cairan cairan dipenis Ozi. “aah…aah… mbak..ooh”, “mmh…mm..mmm…mmgh!..mmh”, “aah…auh” Croot crot, mulut Reta penuh sperma. Ozi menarik keluar penisnya, sudah bersih karena sperma dihisap semua oleh Reta “mm…gleeg…mm… mmh” , “ooh makasih mbak”, “iya, hehe” Reta dan Ozi kemudian pergi berpakaian. setelah itu mereka ngobrol, layaknya seperti adik kakak. Ozi tak perlu malu bila ingin minum susu, Reta tinggal menunjukan buah dada besarnya dan memuaskan dahaga Ozi. Reta bahkan siap memberikan tubuhnya untuk memuaskan nafsu seks Ozi.

“Mbak Reta mau kemana?”, “mau kedokter”, “ooh iya hati hati ya” Ozi tak jadi kerumah Reta, karena cewek itu diantar ojek pergi kedokter. “mbak Reta sakit apa?”, “ndak sakit pak, cuma cek kesehatan aja”, “ooh…gitu ya…hehe…” ojek itu tentu senang, yang diboncengnya itu punya buah dada besar, dan kini benda kenyal itu menempel dipunggungnya. perjalanan jadi mengenakan buat sopir ojek itu. tak lama mereka sampai ditempat dokter. “ini rumahnya ya?”, “iya ini tempatnya dokter Frandi”, “hmm iya iya”, “pak… saya bayarnya nanti aja gimana? nanti bapak jemput saya ya “, “ooh iya gampang deh… sip”, “iya makasih ya pak” ojek itu pergi, Reta masuk kerumah dokter langganannya.

“permisi…” tak lama pintu depan dibuka, “iya… ooh mbak Reta ya”, “iya pak”, “mau… periksa?”, “iya pak, pak frandi ndak repot kan?”, “ooh ndak kok, masuk aja”, “misi ya pak” Reta masuk kerumah itu. Reta sudah biasa menemui dokter Frandi untuk mengecek kesehatannya. “langsung aja mbak… “, “ooh iya pak” Reta naik ke ranjang tempat memeriksa. Cewek itu lalu mulai check up kesehatan sederhana. “semuanya normal kok…”, “iya pak, kalo buah dada saya pak”, “oh iya… buka aja mbak kaosnya” Reta langsung membuka kaosnya, buah dadanya terpampang, Dokter Frandi tersenyum senang.

“sudah pak”, “saya periksa ya…hmm…” mulailah dokter itu beraksi. Frandi mulai mengelus buah dada Reta, kemudian ditepuk tepuknya benda kenyal itu, juga sesekali digoyang goyang. “mmh… gimana pak?”, “hmm… sepertinya makin tambah besar ya buah dadanya mbak Reta”, “masa sih pak?”, “iya… dari bentuknya sudah jelas, tinggal dicek isinya ini…”, “aah..iya pak…mmh” dokter Frandi mulai memencet puting susu Reta, ditarik keatas, sambil dipencet, air susu tak lama keluar.

“hmm… mbak Reta susunya cepat keluar ya”, “iya dok, kadang kena senggol saja udah keluar”, “hmm… mbak reta harus sering keluarin susunya kalau begitu”, “hmm iya pak, biasanya saya keluarin kok”, “hmm iya… umm…mm…sluurp…mm” dokter Frandi sudah haus tampaknya, mulutnya menempel diputing sus Reta, ia hisap air susu segar keluar, diminumnya dengan nikmat. “aah…mmh…mm”, “mm…sluurp… mbak Reta, kalau obat yang saya kasih dulu masih ada?”, “tinggal sedikit sih pak”, “mm…sluurp… aah… ya nanti saya kasih stok tambahan ya, masih sering minum obatnya kan?”, “iya pak…”, “mm…mm…ssp…sluurp…mm… bagus… hehe…”, “udah ya pak periksanya?”, “sudah kok”, “hmm, pak Dokter mau saya bayar pake uang atau…”, “yang biasanya aja…hehe”, “ooh iya sudah pak” Reta membuka hotpantsnya juga, cewek itu malah telanjang. Dokter Frandi sudah senyam senyum, ia juga ikut telanjang. tanpa basa basi dokter Frandi naik keranjang juga, ia langsung minta nyusu lagi, sambil pria itu menyiapkan penisnya.

“mm…sluurp…hehe… bentar ya mbak Reta”, “iya pak…aahn…aah…ooh” Sleeb, mudah mencari lubang vagina Reta, penis dokter frandi sudah dimasukan kememek Reta. Jadi memang cewek itu sudah biasa membayar cek kesehatan dengan merelakan ia disetubuhi pak Frandi. “ooh…mmh… uuh…mm…sluurp…mm” Pak Frandi tak menyangka, memek Reta amat nikmat untuk digesek dengan penisnya. Pria itu berkali kali ngeseks dengan Reta, dan rasanya masih sama saja nikmat, apalagi air susu Reta menambah nikmat aksi persetubuhannya. Pak Frandi ahli sekali menikmati buah dada reta, dari puting kanan ke puting kiri, susu dihisapnya dengan mudah, karena ia tau cara meremas buah dada dengan benar agar susu bisa keluar banyak.

“aahn…mmh…uuh…”, “mm..nsluurp…mm… biasanya apa keluar susu sebanyak ini mbak?”, “iya…aah… tapi… lebih cepat dan banyak…waktu pak Frandi yang…aahn… keluarin…”,’”hehe… mmm… sluurp..sluurp..mmm… ” pak Frandi tak berhenti minum susu sambil terus menggesekan penisnya maju mundur mempenetrasi vagina Reta. memang Reta adalah pasien favoritnya, Pak Frandi senang bisa menyetubuhi cewek montok nan berisi itu. “mmh…aahn…ouh..ngh…”, “mmh… sudah kok Reta…”, “ngh… iya pak…aaa…” Reta sudah biasa, bila pak Frandi berkata sudah, cewek itu akan membuka mulutnya, karena pak Frandi sedang menyiapkan penisnya yang akan klimaks.

“uuh…mmhf…uuh” setelaj dikocok, penis pak Frandi sudah klimaks, Croot crot crot, diisi nya mulut Reta dengan sperma, cewek itu menelan semua sperma dimulutnya, memang ia sudah biasa. Setelah puas, pak Frandi berpakaian lagi, begitu juga Reta. Pak Frandi memberikan Reta banyak stok obat khusus untuk Reta, “makasih ya pak Frandi”, “iya sama sama, kalo ada apa apa nanti kesini lagi ya”, “iya pak siap” Reta keluar, sambil membawa obat. Cewek itu menunggu ojeknya tadi kembali.

“sudah lama ya mbak nunggu?”, “baru aja kok pak, yuk pak” Reta segera minta diantar pulang. “gimana kata dokternya mbak?”, “katanya aku sehat aja kok pak, cuman harus sering sering keluarin susuku”, “hah? susu?”, “iya pak… soalnya buah dadaku makin besar, jadi musti sering sering dikeluarin susunya” mendengar itu, supir ojek itu haus seketika, karena tau buah dada yang ada menyenggolnya terus itu berisi susu segar. Tak lama sudah sampai dirumah Reta. “makasih ya pak, berapa pak ojeknya?”, “terserah mbak Reta deh mau dibayar uang… atau dibayar susu… juga boleh, haha…”, “hmm, pake susu aja pak ya… buah dadaku masi berat rasanya nih” niatnya bercanda, ojek itu malah benar benar ditawari susu.

“wah, beneran nih mbak?”, “iya pak… sini masuk dulu pak” Ojek itu ikut Reta masuk kerumah. “hehe…hmm…waah…” didalam rumah, Reta sempatkan minum obat nya tadi. Setelah itu Reta langsung mencopot kaosnya, buah dada besar menggantung membuat supir ojek itu melotot. “ini pak… langsung aja ya… soalnya aku mau tidur habis ini”, “waah iya… apa ndak sekalian mbak reta tidur aja?”, “ooh iya bener pak… kekamar yuk pak” Reta malah mengajak pria itu kekamarnya. Reta menyimpan obatnya, setelah itu naik kekasur, dan tiduran dengan santai.

“hehe…wah wah…hmm”, “sini pak”, “iya iya…hehe…wah besar ya buah dadanya mbak Reta… wih kenyalnya…”, “iya pak… sama dokter juga disuruh sering keluarin susunya ini…aah…ngh”, “umm…mm…sluurp..mm… wah iya… susunya enak…mm…sluurp…”, “hmm iya pak… saya tinggal tidur ya pak”, “oooh iya iya…mm…sluurp..mm”, “nanti kalau sudah selesai bapak tutup aja semua pintu ya”, “mm…sluurp…aah… siap mbak..mmm” Reta kemudian malah menutup matanya, ia tenang saja meski buah dadanya diremas dan puting susunya dihisap terus.

Tak perlu lama, Reta sudah tertidur, efek obat tentu memudahkan cewek itu agar pulas tidur, sopir ojek yang sedang nyusu itu jadinya makin senang. Tadi hanya disamping, kini pria itu berpindah bersiap menikmati Reta. Pria itu mencopot hotpants Reta, lalu melihat selangkangan Reta, makin bernafsu ia jadinya. segera pria itu melepas pakaian dan menyiapkan penisnya. Ia buka kedua paha Reta, bisa dilihatnya memek Reta, segera ia mendekat, ia masukan penisnya perlahan, sleeb, ojek itu keenakan bisa ngentot memek Reta. Perlahan lahan ia gerakan penisnya, maju mundur, sambil ia nikmati. Ia tak mau membangunkan Reta, jadi ia mulai ngentot pelan pelan saja, sambil sesekali minum susu dari puting Reta yang basah. Pria itu terus beraksi memuaskan nafsunya, penisnya menggesek dinding vagina Reta, ia merasakan nikmatnya menyetubuhi cewek montok itu.

Buah dada Reta juga diremasnya, digoyang goyang, sampai dua puting Reta menyemburkan susu, basah sudah tubuh Reta. Mana bisa tukang ojek itu berhenti minum susu sambil memperkosa Reta yang montok dan menggoda itu. Sampai puas ia menggenjot vagina Cewek itu, juga puas minum susu, ia sempat klimaks juga, ia semburkan spermanya dalam vagina Reta. croot crot crot, puas ia ngentot Reta yang sedang tidur itu.Setelah berpakaian lagi, ojek itu pergi keluar dan menutul pintu, sesuai permintaan Reta. Reta senang, pak Frandi puas, dan sopir ojek itu lega.

Reta bangun tidur disore hari, ia kemudian merasakan vaginanya bereaksi dengan sperma didalamnya. Reta pergi saja kekamar mandi, membersihkan tubuhnya yang lengket oleh susu, kringat dan sperma. Setelah mandi, Reta berpakaian, ia pakai hotpantsnya, juga tanktopnya. Reta bersantai saja dirumahnya itu. Reta sempat menelpon keluarganya, iya memang Reta tinggal sendiri. cewek itu tak perlu bingung masalah uang, karena selalu ditransfer tiap minggunya.

“mbak Reta…”, “hmm… oh Ozi… masuk aja…” Ozi sudah datang lagi, ia segera menemui Reta. “gimana mbak periksanya?”, “ndak kenapa napa kok, aku sehat sehat aja”, “hmm baguslah…hehe…”, “kamu dari mana?”, “dari rumah aja…”, “sini Ozi… nah…” Ozi duduk dipangkuan Reta, bersandar dibuah dada kenyal milik cewek itu. “hmm…hehe… lagi nonton tivi ya mbak?”, “iya ini…” Reta ditemani Ozi nonton tivi, sambil ngobrol kesana kemari. Ozi nyaman sekali, saat kepalanya dipijat buah dada kenyal. “hmm, mbak Reta…”, “iya Ozi?”, “hmm… mbak reta habis mandi ya?”, “iya tadi” Ozi malah menghadap ketubuh Reta, ia cium wangi tubuhnya, Ozi kemudian bersandar dibuah dada Reta. “hmm… mbak Reta…”, “iya…”, “nanti malem aku nginap disini boleh?”, “boleh kok… besok kamu apa ndak sekolah?”, “besok libur kok mbak”, “hmm iya udah ndak papa”, “hehe… aku pulang dulu ya mbak”, “iya Ozi…” Ozi pulang, ia menunggu waktu saja sampai malam.

Malam harinya, Ozi segera kembali kerumah Reta, “malem mbak Reta…”, “iya Ozi…” Ozi masuk, ia melihat Reta memakai tanktop dan hotpants, dan cewek itu sedang makan malam. “lagi maem ya mbak?”, “iya… Ozi udah makan?”, “udah mbak… makan aja mbak…” Ozi duduk menunggu Reta selesai makan. Ozi senyam senyum terus, ia memikirkan apa yang akan ia lakukan nanti dengan Reta. Setelah makan, Reta mencuci piring, setelah itu kembali kepada Ozi. “hmm… Ozi…”, “iya mbak?”, “jadi tidur disini kah?”, “jadi mbak… hehe”, “hmm siip”, “mbak Reta sebelum tidur… biasanya nonton tivi ya?”, “iya ini…” kembali Reta nonton tivi ditemani Ozi.

Ozi menahan diri, tapi tentu tak bisa lama, ia akhirnya tertarik pada buah dada Reta lagi. Ozi mendekati Reta, ia peluk cewek itu dari samping, Ozi bisa menengok isi tanktop Reta, gunung mulus yang kenyal. “mbak Reta…”, “hmm iya Ozi…”, “dari dokternya tadi ndak dapet apa apa mbak?”, “dapet obat kok”, “hmm, katanya mbak reta ndak sakit…”, “iya… cuman buah dadaku katanya harus sering dikeluarin susunya”, “ooh gitu…hehe…hmm…mbak…”, “iya…”, “sekarang aja mbak dikeluarin…hehe…”, “hmm, kamu mau susuku?”, “m…mau mbak…”, “hmm iya udah… ” Ozi tangannya masuk, ia tangkap buah dada kiri reta, ia keluarkan dadi tanktopnya Reta. dielusnya perlahan, lalu ia cari puting susu reta, hap, “mm…mm…”, “Ozi kedepan sini aja biar enak”, “mmm iya kak…mm…mm… sluurp” Ozi mulai asik minum susu, kini ia keluarkan buah dada kanan Reta juga, dua puting susu bergantian ia hisap dengan nikmat.

Ozi asik sendiri, Reta hanya senyum keheranan. “Ozi…”, “mm…sluurp..mm…sluurp… iya mbak…”, “emang susuku enak banget ya?”, “iya mbak enak banget loh…mm…sluurp…hehe…”, “hmm kamu kayaknya seneng banget”, “iya mbak..mmm…sluurp… seneng bisa nemenin mbak Reta”, “hmm… Ozi ayo kekamar dulu ya”, “hmm iya mbak” Reta pergi kekamarnya, disusul Ozi. Reta tampak mencopot tanktopnya, juga melepas celananya, cewek itu bersiap memakai baju tidurnya. Ozi datang langsung memeluk Reta dari belakang, “eeh… Ozi…”, “mm… mbak Reta…”, “iya Ozi?”, “mau ganti baju ya?”, “iya ini”, “kalau… mbak reta telanjang aja, gimana?”, “hmm… kenapa emang?”, “nggak papa sih mbak… cuman…” Reta mengerti keinginan Ozi, “hmm iya deh aku gini aja…”, “eeh… mbak Reta…” Reta berbalik, kemudian ia peluk Ozi, “kalau gini kan kamu bisa minum susuku juga nanti”, “i…iya mbak…umm…mm…sluurp…” puting susu Reta masih meneteskan susu, membuat Ozi menghisap benda kenyal itu lagi.

“aah… hmm Ozi… kamu haus banget ya?”, “mm…sluuurp…mm” Ozi tak menjawab. Reta kemudian berpindah, ia pergi tiduran dikasur, Ozi langsung menyusul. “Ozi… eh kamu apa ndak telanjang juga Ozi?”, “ooh.. iya iya mbak…”, “nah… sini Ozi…hmmh…”, “mbak Reta…umm…mm…mmm…sluurp” Reta tenang saja, ia elus rambut Ozi yang ada disampingnya, mereka berhadapan. “Hehe… Ozi…”, “iya mbak…mm…sluurp..mm”, “kamu sayang aku nggak?” Ozi kaget, tapi ia jawab saja sesuai hatinya. “m… iya Ozi… sayang mbak Reta kok”, “hmm iya, aku juga sayang Ozi kok…hehe… ayo isep lagi zi”, “mm…sluurp…mm…sluurp” Reta senang melihat Ozi begitu bahagia. “geseran dikit zi…nah…”, “aah… mbak…” Reta menangkap penis remaja milik Ozi, dielusnya perlahan. “gini enak gak zi?”, “aah… iya mbak…mm… sluurp..mm”, “hmm, Ozi… aku mau susu juga”, “iya mbak…sluurp..mmm..m… cup..mm”, “mm…sluurp…mm … nhh… makasih Ozi…cup…”, “iya mbak…mm…sluurp” Ozi kembali menghisap puting susu Reta sambil terus ia remas buah dada besar itu. Reta mengelus buah dadanya, tangannya basah susu, kemudian ia usapkan dipenis Ozi, dikocoknya penis remaja itu.

“Ozi… bentar deh…”, “iya mbak?” Reta tidur telentang, “sini kamu naik aku”, “iya mbak”, “naah…burung kamu sini in…nah”, “wah…mmh… waw…” Ozi tak menyangka, penis remajanya dijepit diantara dua buah dada Reta, “gimana Zi… enak kan?”, “iya mbak…ooh…”, “liat deh…aahn…” Reta menggenjet buah dadanya ketengah, menjepit penis Ozi, buah dadanya digoyangkan naik turun, sambil terlihat puting Reta menyemburkan susu. Ozi benar benar takjub,sungguh nikmat yang ia rasakan, penisnya digesek buah dada mulus dan montok. “wah…mbak Reta…nngh…”, “uuh… kalo gini nanti… burung kamu biar cepat besar juga”, “ooh…iya mbak…ngh…” Ozi tak kuasa menahan rasa nikmat itu, penisnya dielus terus, sambil ia lihat buah dada besar yang menyemburkan susu, untuk cowok seumurannya, ini adalah sebuah hadiah yang menakjubkan.

 

“Ozi…ooh…ngh”, “mbak…aku…mau…aah…”, “ooh iya Ozi…aaa…” Ozi sudah klimaks, Crot croot crot, sperma menyembur dari penis Ozi, jatuh kewajah dan mulut Reta, juga di buah dada cewek itu. Ozi kemudian turun dari tubuh Reta, ia istirahat sejenak. Reta sibuk menelan sperma Ozi, juga yang ada di buah dada dan wajahnya sudah jilat semua. “nngh…uuh…”, “mm… banyak ya Ozi… “, “ngh… iya mbak”,”aku mau lagi zi…”, “mbak Reta mau lagi?”, “iya…ayo zi keluarin lagi…” Reta menangkap penis Remaja milik Ozi, sempat lemas, kini sudah tegak lagi. dikocoknya perlahan, ozi makin senang. “aah… lama kalau gitu aja mbak”, “hmm iya… biar cepet gimana”, “dimasukin… kesitu mbak…”, “ooh iya bener… hmmh… ayo zi” Reta tiduran dikasur lagi, ia buka kedua pahanya, ditunjukanlah vaginanya. Ozi segera mendekat, ia masukan saja penis tegaknya, sleeb, “ooh…ngh… bentar ya mbak…uuh”, “iya…aah… terserah ozi deh…aah… asal cepat keluar ya…”, “ooh siap mbak…uuh” Ozi melesatkan penisnya maju mundur tanpa ragu. Reta tampak menikmati juga, sambil ia pegang buah dadanya.

Reta malah memencet puting nya, susunya menyembur, Ozi tinggal memilih menghisap puting mana, sambil dibantu tangan Reta. Memang tampaknya Ozi dan Reta sudah klop bila diranjang, Ozi terus menggesek memek Reta tanpa ragu, penis remaja itu serasa dihisap kedalam memek itu. Reta tak berhenti mendesah, suaranya menambah semangat Ozi. “aah…ooh… udah zi?”, “iya mbak ini…uuh” Ozi menarik penisnya keluar, lalu ia tunjukan penisnya pada Reta, “hmm sini zi…umm…mmm”, “ooh…iya mbak… dihisap aja mbak…aah…ngh”, “mm…mmm…mgh…mmhhgh!” Croot croot crot, mulut Reta terisi lagi, dan cewek itu menelan semua sperma Ozi, bahkan ia hisap sampai penis Ozi bersih. “ooh…mmh…”, “makasih zi…mmh”, “iya mbak…hehe…” Ozi lalu tiduran disebelah Reta.

Reta mengambil Selimutnya, ia tutupi tubuhnya, juga tubuh Ozi, “ozi udah ngantuk ndak?”, “iya nih mbak”, “tidur yuk”, “iya mbak… aku peluk ya biar ntar ndak dingin”, “iya Ozi… nanti kalau buah dadaku susunya keluar lagi… tolong kamu mijum ya…”, “iya mbak… siap…”, “hehe… siip”, “kapan kapan aku tidur sini lagi ya mbak”, ” iya… kamu tiap hari tidur sama aku juga ndak papa zi”, “hehe… bisa aja mbak Reta ya…”, “cup… yuk tidur ozi sayang…hehe…” Ozi dan Reta mulai mencoba tidur. Ozi dan Reta tampaknya sudah klop, mereka tak perlu ragu untuk bercinta dikasur. Bila reta butuh, Ozi selalu siap, juga sebaliknya. Mereka telah jadi pasangan seks yang kompak.,,,,,,,,,,,,,,,,