AKSE YANG PERAWAN

Posted on

AKSE YANG PERAWAN

Nama saya Lia, saya adalah seorang karyawati di salah satu perusahaan swasta di Jakarta, usia saya 27 tahun, teman teman saya bilang saya cantik, memang kulit saya putih dengan tubuh yang sintal dan buah dada yang lumayan besar, rambut lurus panjang sebahu dan saya mempunyai darah belanda, tapi saya tidak peduli dengan kecantikan yang saya punyai, karena saya lahir dari keluarga yang sangat menjunjung tinggi nilai nilai agama, makanya sampai saat ini saya belum pernah sekalipun berhubungan badan dengan siapapun, termasuk dengan pacar saya sendiri, saya mempunyai 2 orang sahabat yang sangat setia…..

Yang pertama, Karina, dia yang paling muda di antara kita, umurnya baru 20 tahun, asalnya dari menado. Perangainya agak tomboy, dia cantik walaupun kulitnya agak sedikit gelap tapi dia mempunyai tubuh yang lumayan sexy.

Sahabatku yang ke dua, Aske, Menado tulen juga, umurnya sekitar 22 tahun, dia yang paling cantik di antara kita bertiga, kulitnya putih dan bersih wajahnya imut dan kekanak kanakan. Tapi dia sangat benci kalau dianggap masih anak anak, makanya dia memotong rambutnya sampai sebatas leher, supaya wajahnya terlihat lebih dewasa, tapi, dengan rambut pendeknya itu, leher jenjangnya malah terlihat dengan jelas, menurutku dia lebih terlihat menarik dengan rambut panjangnya. Tubuhnya sangat sexy dengan tinggi sekitar 168 dan berat 55 kg, tangannya putih mulus dan di tumbuhi dengan bulu bulu halus, kakinya panjang dan jenjang, apalagi jika dia sedang mengenakan pakaian yang minim dan rok pendek, dia selalu membuat banyak cowok melirik dengan penuh nafsu ke arahnya, walaupun payudaranya agak sedikit kecil, tapi dia memang yang paling cantik di antara kita bertiga.

Singkat cerita kami bertiga berencana berlibur ke luar kota untuk melepas stress di kota karena selalu berkutat dengan kesibukan kami masing-masing, kami berencana untuk menikmati suasana pantai di Anyer, dengan pertimbangan kami tidak perlu repot-repot menyewa villa di anyer, karena Aske mempunyai villa di sana dan kebetulan Tantenya juga akan berlibur ke sana bersama dengan saudara suaminya.

Berangkatlah kami pada hari yang telah kami tetapkan bersama dengan menumpang opel blazer ku, tiga jam kami menempuh perjalanan Jakarta-Anyer, setelah lelah di perjalanan akhirnya sampailah kami di villa milik Aske yang Aske sendiri hampir lupa tempatnya, rupanya Tante Cindy, Tantenya Aske bersama saudaranya sudah menunggu kedatangan kami.

Tante Cindy saat itu sedang menggunakan pakaian santai, dengan atasan kaos oblong di padu dengan rok pantai yang belahannya sampai sebatas paha. Kulit Tante Cindy sangat putih dan mulus sama seperti Aku dan Aske, hanya saja postur tubuh Tante Cindy lebih tinggi, wajahnya sangat cantik, hampir menyamai kecantikan yang di miliki Aske.

“Hai, maaf telat habis tadi sempat nyasar” jawabku sekenanya menyambung pembicaraan mereka, setelah ngobrol cukup lama, kami pun mulai membuat acara untuk liburan kami di anyer ini, saya kebagian jatah belanja bahan bahan makanan bersama dengan saudaranya Aske.

Namanya Risna, usianya sama dengan Aske, bertubuh sintal dan padat, tapi menurutku lebih cocok kalau di katakan montok. Kulitnya kuning langsat dan wajahnya manis dengan rambut lurus sebatas bahu, sekilas aku melirik ka arah dadanya, payudaranya terhitung besar untuk gadis seusia dia mungkin sekitar 36 b, sedikit lebih besar dari buah dadaku.

Setelah berbagi tugas dan berganti pakaian aku dan Risna berangkat ke pasar terdekat untuk belanja barang-barang yang diperlukan dan semuanya harus lengkap karena saya tidak mau bolak balik ke pasar hanya karena ada barang yang kelupaan di beli. Saat itu saya hanya mengenakan pakaian santai berupa rok biru sebatas paha dan kaos blong tipis, Risna malah tampil lebih berani dengan hanya memakai rok tipis pendek dengan t’shirt u can see merah. Dia terlihat sangat cantik dengan pakaian seperti itu.

Waktu sudah menunjukan pukul lima saat tiba-tiba opel blazer yang ku kemudikan oleng dan hampir menabrak pembatas jalan, untungnya aku sigap menginjak pedal rem dan dengan perlahan kupinggirkan mobilku ke tepi jalan.

“Kenapa Kak” seru Risna agak panik.

Aku bergegas turun dari mobil, ternyata ban depan sebelah kiri kukempes, aku sempat panik karena aku bingung bagaimana caranya mengganti ban itu dengan hanya mengandalkan tenaga dua orang perempuan. Pada saat itu tiba-tiba muncul dua orang laki-laki, menawarkan bantuan untuk mengganti ban mobilku. Aku tidak punya pilihan lain selain menerima tawaran dua orang itu karena hari sudah menjelang sore. Selesai ban mobilku di ganti oleh mereka aku mengucapkan terima kasih seraya berjalan ke arah pintu depan mobilku untuk mengambil uang sebagai tanda terima kasih, saat tiba-tiba aku merasakan ada tangan kasar yang memeluk tubuhku dan membekap mulutku, aku kaget dan berusaha berontak tapi kurasakan tubuhku tiba-tiba lemas dan mataku berkunang kunang. Akhirnya aku tak sadarkan diri.

Aku kaget bukan kepalang saat aku siuman dengan mata yang masih berkunang kunang kulihat puting buah dadaku sebelah kiri sedang di kulum dengan buas oleh salah satu orang yang menolongku tadi sementara buah dadaku yang sebelah kanan pun tak luput dari remasan tangannya. Posisiku terlentang dengan kedua tangan di ikat di ujung sebuah ranjang, kaos oblong tipisku entah di mana, bra ku sudah merosot sebatas perut saat orang itu menyingkapkan rok pendekku dan berusaha menarik celana dalamku.

“Jangan!! Lepaskan.. Jahanam kamu.!! Lepaskan..” teriakku sambil meronta dan menangis sejadi jadinya.
“Diam kamu, gua cuma mau mencicipi kamu aja koq jangan cerewet.. kalau tidak gua bunuh loe..” bentak orang itu sambil tetap berusaha menarik lepas celana dalamku. Brett.. Celana dalamku berhasil direnggutnya dengan paksa.

Kemudian orang itu membuka kedua kakiku yang aku katupkan sebagai pertahanan terakhir dan mulai mengarahkan batang penisnya ke lubang kemaluanku.

“Jangan pak.. Saya mohon, saya masih perawan.. Tolong lepaskan saya..” teriaku putus asa.
“Aahh.. Jangann.. Sakitt.. Lepaskan.. Jahanamm!” Aku berteriak panik sambil kulejang-lejangkan kakiku, tapi itu malah membuat penisnya semakin menyeruak masuk ke dalam liang vaginaku yang belum pernah di sentuh oleh laki-laki manapun.

Dreet.. Dreet kurasakan selaput daraku robek saat orang itu menyodokkan kemaluannya hingga amblas seluruhnya.

“Sakitt.. Lepaskan” desahku sambil kulempar kepalaku ke kiri dan ke kanan menahan sakit dan perih yang tak terkira yang melanda sekujur tubuhku.
“Sakitt.. Tolong.. Hentikann..” jeritku meratap, tapi orang itu sepertinya tidak peduli dengan jeritan dan tangisanku.

Dia tetap memperkosaku, memompa vaginaku dengan ganas sambil tangannya memegangi tanganku dan mulutnya tak henti hentinya menjilati buah dadaku saat tiba-tiba dia berhenti dan melenguh keras, aku sadar dia akan orgasme di dalam liang vaginaku.

“Jangan.. Jangan.. Di dalam!!” teriakku panik, dia memelukku sekuat-kuatnya saat kurasakan cairan spermanya memenuhi liang rahimku hari itu aku diperkosa. Hilanglah sudah kegadisanku yang selama ini selalu kujaga. Saat itu aku merasa sangat marah, malu dan terhina.

“Ah..” aku mendesah pelan saat pemerkosaku itu mencabut penisnya dan pergi meninggalkanku begitu saja, aku mencoba bangkit dan berdiri walaupun rasa sakit dan ngilu masih terasa di sekitar selangkanganku, akulihat bercak putih bercampur merah darah perawanku di sekitar kemaluanku.

Aku mencoba bangkit walaupun rasa sakit masih mendera seluruh badanku setelah barusan diperkosa dan dengan terhuyung huyung berjalan menuju pintu yang rupanya tidak terkunci, aku mencoba mengintip ke arah luar dan rupanya kedua orang itu sedang sibuk menggarap Risna.

“Gila Jack cewek yang tadi masih perawan lho, sempit banget vaginanya, yang ini gimana?” tanya orang yang tadi memperkosaku.
“Masih perawan juga Man, nih liat darah perawannya” jawab orang yang di panggil Man itu sambil mencabut batang penisnya dari kemaluan Risna lalu mencelupkan jarinya dan menunjukkan jarinya yang berbercak darah.
“Tapi cewek ini belum sadar dari pingsannya nih Man” sungut orang yang di panggil Jack.
“Sudah pompa aja terus, ntar juga sadar” kata si Man.

Sambil tangannya menggerayangi payudara Risna yang besar dan padat. Kulihat Risna diperkosa dengan posisi terlentang, pakaiannya masih lengkap hanya celana dalamnya saja yang menjuntai di kaki kirinya, kaosnya tersingkap ke atas dan branya di tarik ke atas hingga payudaranya mencuat dari bawah branya. Tubuhnya terguncang guncang, karena si Jack memompanya dengan sangat kasar.

Tiba-tiba Risna melenguh pelan dan membuka matanya, mungkin dia sudah mulai sadar dari pingsannya dan pasti dia akan sangat kaget karena saat ini dia sedang diperkosa, tapi aku juga tidak mampu menolongnya, aku hanya menontonnya saja dari balik pintu tanpa bisa berbuat apa apa.

“Ohh.. Ssakitt.. Jangann.. Lepaskan saya.” rintih Risna sambil berusaha berontak dari dekapan si Jack, tapi terlambat kegadisannya sudah melayang.

Tiba-tiba kulihat si Jack mendengus keras dan mempercepat pompaanya di vagina Risna. Si Jack mencengkeram tubuh Risna dengan keras dan menusukan batang penisnya dalam dalam ke lubang vagina Risna.

“Saakkitt..” Risna menjerit keras saat si Jack memuntahkan seluruh cairan spermanya ke dalam liang vagina Risna, kulihat cairan putih kental bercampur darah berlelehan di selangkangan Risna saat si Jack mencabut batang penisnya.

Sore itu si Jack dan si Man memperkosa kami secara bergantian, sampai aku dan Risna kembali pingsan karena tidak tahan di gagahi oleh kedua orang itu secara terus menerus.

Saat aku siuman rupanya aku sudah berada di jok belakang mobilku sendiri dengan kedua tangan terikat ke belakang, tapi untungnya aku sudah memakai pakaianku kembali, entah siapa yang mengenakannya di tubuhku, kulihat ke samping Risna masih pingsan dengan tangan juga terikat kebelakang.

“Mau dibawa ke mana kami” tanyaku memberanikan diri.
“Mau ke villa elu, mau perkosa teman lu, tadi gua denger suaranya di HP lu, dari suaranya kayaknya teman lu lumayan juga” jawab si Jack sambil tertawa di ikuti oleh tawa si Man.

Aku langsung bergidik mendengar jawabannya, rupanya mereka tahu alamat villa kami yang memang kuletakkan di atas dasbor mobilku. Waktu sudah menjelang tengah malam saat kami tiba di depan pintu villa saat Tante Cindy menghampiri mobil kami.

“Lu sergap dia Man” kata si Jack sambil mengeluarkan pistol dan menodongkannya ke arahku.

Aku tidak bisa berbuat apa apa selain hanya bisa duduk dan diam. Benar juga saat Tante Cindy sampai ke pintu samping mobilku, si Man langsung keluar dan dengan sigap mendekap tubuh Tante Cindy dari belakang, sementara satu tangannya langsung membekap mulut Tante Cindy, mungkin karena kaget Tante Cindy tidak sempat berteriak. ” Urhhgg.. Ss” hanya itu yang keluar dari mulut Tante Cindy saat si Man mendekap dan menelikungnya lalu mendorong Tante Cindy ke arah pintu pagar vila kami.

“Jangan Macem macem lu, diem di sini kalau nggak gua bunuh lu” ancam si Jack sambil menodongkan pistolnya ke arahku.

Aku hanya bisa mengangguk sambil ketakutan mendengar ancamannya itu, lagipula seluruh tubuhku terasa sangat lemas dan selangkanganku pun masih sangat nyeri dan ngilu akibat perkosaan yang aku alami tadi, sehingga aku tidak mungkin melarikan diri dengan keadaan tubuhku yang demikian, apalagi kedua tanganku pun masih terikat.

Lalu si Jack ke luar dan membantu si Man menangani Tante Cindy, kulihat si Jack mengikat ke dua tangan Tante Cindy ke terali pintu pagar villa, sementara si Man menempelkan lakban di mulut Tante Cindy sambil ke dua kakinya berusaha merenggangkan kaki Tante Cindy dari belakang.

Saat itu kulihat dari kaca belakang mobilku, Tante Cindy masih berusaha keras meronta dan melawan sekuat tenaganya, sampai akhirnya Tante Cindy lemas kehabisan tenaga. Bret.. Bret.. si Man merobek bagian belakang rok pantai Tante Cindy sehingga paha dan pantat Tante Cindy yang putih mulus terlihat jelas. Lalu si Man memelorotkan celana dalam Tante Cindy sampai sebatas lutut dan mulai memainkan jarinya di kemaluan Tante Cindy, sementara si Jack sibuk menciumi leher jenjang Tante Cindy sambil tangannya meremas remas buah dada Tante Cindy yang menyembul di antara kaos bagian atasnya yang sudah robek besar.

Tiba-tiba tubuh Tante Cindy tersentak, kepanya terdongak ke atas dan mimik mukanya menunjukan kesakitan yang luar biasa, rupanya si Man sudah mulai mencobloskan batang penisnya ke dalam vagina Tante Cindy. Tubuh Tante Cindy terguncang hebat saat si Man mulai memompa penisnya ke luar masuk, bibir kemaluan Tante Cindy sampai melesak masuk saat si Man menghujamkan kemaluannya, amblas ke dalam liang vagina Tante Cindy, pasti sangat sakit rasanya, sama seperti rasa sakit yang kurasakan saat aku diperkosa tadi pikirku. Kulihat lelehan air mata di pipi Tante Cindy, wajahnya menyiratkan kemarahan yang luar biasa, sepertinya Tante Cindy sangat tidak rela menerima kenyataan kalau tubuhnya saat itu sedang di garap oleh orang yang bukan suaminya.

“Hh.. Oughh..” tiba-tiba si Man mendengus dengan keras, sepertinya dia sudah akan berejakulasi di dalam liang vagina Tante Cindy.
“Jangann..” jerit Tante Cindy lirih, sambil berusaha menarik tubuhnya ke arah depan. Tapi si Man malah menarik sisa sisa rok pantai Tante Cindy yang masih melingkari pinggulnya ke arah belakang, sehingga membuat pinggul Tante Cindy yang putih mulus itu juga ikut tertarik ke belakang, otomatis batang penis si Man malah makin terbenam di liang vaginanya
“Tidakk..!!” jerit Tante Cindy saat si Man menyemburkan cairan spermanya ke dalam liang vagina Tante Cindy, Tante Cindy pasti sangat terhina karena diperlakukan seperti itu oleh si Man.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,