Aku berusia setengah baya karena aku telah lama ditinggal suamiku yang bekerja di Arab, aku merasa tidak menikamati pelukan dari laki laki, suamiku pulang setiap 6 bulan sekali itu hanya seminggu dirumhnya, tapi kadang dia pergi untuk keperluan lain.
Aku selalu berfantasi dengan nikmatnya, remasan, desahan, kenyotan pelintiran tangan yang ada diputingku, ciuman yang membikin aku terangasang, kapan aku dapatkan bayangan itu selalu membuntuti aku dalam khayalan setelah aku membaca cerita sex.
Waktu itu pada Sabtu pagi ketika anakku pamitan menginap di rumah kakakku, terasa hatiku sepi. Gerimis di luar menambah hatiku berontak, aku telah dibelenggu waktu. Apakah aku sedang menunggu? Apa yang sedang aku tunggu? Bukankah hidup ini berjalan terus tanpa putus? Mengapa aku menyia-nyiakan hidupku? Apa yang aku inginkan sekarang? Yah… aku ingin menikmati laki-laki. Suamiku tidak mungkin memberikan, ia tidak ada disini, masih lima bulan lagi baru bisa pulang. Kata teman-temannya disana juga banyak perempuan yang bisa diajak kencan. Pasti suamiku juga telah menggunakan sebagian penghasilannya menikmati perempuan disana. Sebagai wanita normal aku juga ingin laki-laki yang bisa memberikan kepuasan. Tapi siapa dan dimana?
Rasa berat antara perasaan ya dan tidak, akhirnya aku keluar rumah, aku sengaja tidak membawa kendaraan, aku mau naik kendaraan umum saja. Aku naik taksi tanpa tujuan pasti, aku tidak tahu mau kemana. Ketika sopir taksi menanyakan arah tujuan, aku menjCandra kebingungan. Akhirnya dengan sekenanya aku katakan “ke Taman Ismail Marjuki”. Disana aku turun, meskipun aku telah 5 tahun tinggal di Jakarta, tapi tempat ini baru pertama kali aku kunjungi. Aku ragu melangkah arah, mau kemana di Taman *****? Akhirnya aku ke gedung bioskop, aku pura-pura melihat iklan film yang mau aku tonton. Sebenarnya pikiranku tidak nyambung dengan pengelihatanku. JCandra apa yang aku lihat, tidak masuk ke otakku. Keinginan yang menggebu dari rumah untuk dapat menikmati laki-laki menjCandra hilang. Aku sepeti orang linglung. Akhirnya aku duduk di tempat tunggu sambil merencanakan pulang.
Cerita Seks Penis Besar Sopir Taxi – Keramaian pengunjung bioskop membawa pandanganku tertuju pada seorang laki-laki usianya sekitar 39 tahunan bersama anak-anak remaja perempuan. Kelihatan mereka berbincang membicarakan rencana kegiatan. Akhirnya remaja-remaja itu pergi meninggalkan laki-laki itu sendirian. Laki-laki itu kemudian melangkah duduk disebelahku sambil membuka koran. Mungkin karena yang duduk disitu hanya aku dan dia, maka ia menawari aku membaca majalah milik anaknya.
“Terima kasih Pak…” dan aku meraih majalah itu.
“Bapak mengantar anak-anak mau nonton film?” aku mencoba membuka pembicaraan.
“Tidak Bu.. anak saya kesini tidak untuk menonton film. Mereka kumpul dengan teman-temannya karena mau menjCandra pager ayu di pesta kawinan”.
“Ooo… wah bapak harus sabar juga menunggu mereka sampai selesai”.
“Tidak Bu, mereka disini hanya rias wajah dan pakaian, kemudian mereka dijemput ke Hotel sampai malam. Pulangnya mereka diantar dari sana. Ibu juga sedang menunggu putra ibu?
“Ooo.. tidak Pak, saya tCandra ingin nonton film, tapi ternyata film yang mau saya tonton sudah tidak diputar lagi” aku menjawab sekenanya.
Untung dia tidak menanyakan nama film itu. Kemudian aku dan dia tenggelam dalam obrolan biasa sampai obrolan rumah tangga. Dari ceriteranya aku tahu kalau Istrinya lagi keluar kota mengantar orangtuanya kembali ke kampung. Obrolan itu cukup mengasikkan sehingga melupakan mengapa aku sampai ke Taman Ismail Marjuki. Kemudian ia kembali asik membaca kembali korannya, tapi aku malah melamun.
“Ibu sendirian? Dimana rumah ibu?” kembali dia memecahkan lamunanku. Aku sedikit kaget mendengar suaranya.
“Ya Pak, saya tinggal di daerah Rawamangun” jawabku.
“Kalau ibu mau pulang sekarang, kita bisa sama-sama, saya mau ke bengkel di Kelapa GCandrang.”
Aku tidak menyambut tawaran itu karena aku belum ingin pulang.
“Terima kasih Pak, ngak usah repot-repot, saya masih ada keperluan di tempat lain”.
“Oh begitu, barangkali tempat lain itu satu arah dengan tujuan saya, kita bisa melanjutkan obrolan tCandra. Ibu kan belum cerita keluarga ibu?”.
Akhirnya aku terima tawaran itu dan aku naik ke mobilnya. Ketika sudah ada di atas mobil, ia tidak segera menjalankan. Mungkin ada yang ditungu?
“Bu, maaf apakah ibu punya waktu kalau kita jalan-jalan sebentar sambil ngobrol? Saya kok merasa cocok dengan obrolan tCandra”.
“Boleh juga pak, saya hari ini juga tidak ada kegiatan yang perlu saya selesaikan”.
Cerita Seks Penis Besar Sopir Taxi – Akhirnya aku mengenali namanya “Candra” dan aku mengenalkan diri “Martha”. Keakraban kami berdua menyebabkan cerita itu berubah menjCandra cerita pribCandra, cerita kehidupan seks. Ia menceriterakan hubungan dengan istrinya sangat terbatas, karena istrinya seorang pramugari jalur luar negeri, sehingga sering ditinggalkan. Usia istrinya 3 tahun lebih tua dari Mas Candra. Sedangkan aku menceritakan suamiku bekerja di luar negeri dan kontrak kerja baru berakhir tahun depan. Mulai saat itu kita sepakat, aku memanggilnya Mas Candra dan ia memanggilku Martha.
“Masih lima bulan lagi saya bisa ketemu suami” kataku.
Entah awalnya bagaimana, tangan kami saling meremas. Sambil menyetir, tangan kiri mas Candra meraba pahaku. Aku diam saja ketika tangan kiri itu menyusup dibawah rok. Namun ketika jarinya berusaha meraih celana dalamku, aku pegang dan aku tampik.
“Jangan Mas” aku menolak.
“Kemana kita Martha… aku ingin bisa ngobrol dengan tenang” katanya.
“Terserah Mas Candra..”
Saat itu birahiku bangkit kembali, aku melirik ke mukanya, dalam hati aku berkata, apakah laki-laki ini yang akan memberiku kepuasan? Aku tidak punya pengalaman mengenai ini. Ia kembali meletakkan tangannya di pahaku sambil menarik rokku. Ia dengan bebas memegang paha mulusku. Sesekali tangannya lebih ke atas sehingga menyentuh celana dalam bagian tengah agar bisa mengusap barang yang ada diantara pahaku.
Aku tidak memperhatikan jalan lagi ketika mobil itu masuk ke jalan tol. Dia meminta tanganku membuka celananya. Yah saat itu birahiku juga mulai muncul. Ketika aku kesulitan membuka resluitingnya, Mas Candra meminggirkan mobilnya dan dia sendiri yang membuka resleting celananya, kemudian mengeluarkan penisnya yang telah berdiri tegak. Ketika mobil bergerak kembali, tangan kananku diminta memegangi penisnya, aku merasakan penis itu panas dengan denyut nCandranya yang keras. Tiba-tiba aku merasa ngantuk dan aku tertidur di sandaran mobil.
Dalam tidurku aku masih bisa merasakan tangan Mas Candra sesekali menyentuh bibir dan hidungku, kemudian meraba payudaraku yang tertutup baju dan Bra, kadang-kadang mengelus pahaku dan mengusap-usap memekku yang tertutup CD. Rasa kantukku lebih kuat sehingga pegangan tanganku di penisnya lepas. Aku tidur, aku kantuk sekali, aku masa bodoh dengan rabaannya.
Entah berapa lama kemudian, aku terbangun dan mobil sudah terparkir di suatu penginapan yang tertutup di wilayah Puncak. Mas Candra turun dan membimbingku menuju kamar. Aku duduk ditepi tempat tidur sambil makan pisang dan minum jus yang telah tersedia diatas meja kamar hotel. Tiba-tiba Mas Candra merebahkan aku di kasur.
Kakiku masih menjuntai di lantai ketika Mas Candra mencium dengan ganas. Aku pasrah ketika tangannya menyusup diantara Bhku mencari payudaraku.
“Aku pengin banget Martha…” ia membisikkan di telingaku.
Cerita Seks Penis Besar Sopir Taxi – Aku didorong rebah ke tempat tidur. Aku pura-pura jual mahal, aku pegangi bajuku agar dia tidak mudah membuka. Aku masih ingin memperoleh ciuman Mas Candra lebih lama sebelum dimulai dengan yang lebih intim. Ternyata ia tidak memaksaku. Sambil menindih badanku, Mas Candra mulai menciumi kembali mukaku, leherku dan bibirku dikecup dengan kuat. Kemudian ciuman itu bergeser ke telinga terus ke belakang telinga, sehingga membuat aku merinding nikmat.
“Ooohhh…… sss… ttttt” eranganku mulai terdengar.
Setelah puas menciumi belakang telinga, ciuman itu bergeser ke arah pundak. Rasanya nikmat sekali sepeti terbang, yah aku haus kenikmatan sepeti ini. Geseran bibirnya semakin turun ke dada. Tangan mas Candra mulai membuka satu persatu kancing baju atasanku. Kemudian ciumannya bergerak di dada.
Badanku digulingkang sedikit ke kiri agar tangannya dapat melingkar ke badanku untuk membuka kancing Bhku. Sekali raih Bhku terlepas dan kedua payudaraku tersembul. Mata mas Candra terbelalak memandangi payudaraku yang tidak begitu besar tapi kencang dan putingnya yang berwarna coklat tampak sudah mengeras karena sudah terangsang. Ia kelihatan kagum memperhatikan payudara yang masih ranum. Dengan pelan-pelan hidungnya diusapkan di puting payudaraku kemudian kumisnya ia geser-geserkan. Aku bagaikan melayang.
“Maa.. sss… oo… hhhh…” aku mengerang nikmat.
“Ter… r.. uss mas, kenyot yang kuat… M.. a.. s… oo.. hhh” pintaku keenakan.
Tangannya meremas payudaraku semakin kencang, sehingga nafasku terengah semakin memburu. Ketika puas menikmati payudaraku, mulut panas itu bergeser ke bawah diantara pusarku. Tangannya langsung menjambret rok bawah. Untung rok itu pakai karet sehingga ketika ditarik tidak rusak. Tanpa menunggu waktu, tangan satunya telah memelorotkan celana dalamku.
Terpampang pemandangan indah mempesona dan sangat menggairahkan dihadapan Mas Candra, memekku yang ditutupi rambut-rambut jembut yang sangat tebal, sekarang telah ada dimuka Mas Candra siap dihidangkan. Mas Candra menarik napas panjang membuka baju dan celananya sendiri. Kini hanya tertinggal CD saja yang belum dibuka. Bidang dada berbulu milik Mas Candra sangat mempesona.
Cerita Seks Penis Besar Sopir Taxi – Dengan penuh nafsu Mas Candra kembali meremas payudaraku, menghisap pentil payudaraku. Hisapan itu dengan perlahan turun ke perut, ke pusar terus ke memekku. Namun kemudian Mas Candra menMarthakan hisapan ke pangkal pahaku. Ia menjilati dan menghisap pangkal pahaku sampai puas, sedangkan tangan kanannya mengusap-usap bagian luar memekku.
Aku masih dalam posisi rebah di tepi tempat tidur. Badanku ada di atas kasur sedangkan kedua kakiku terjuntai ke bawah. Posisi ini sangat pas buat Mas Candra yang mulai berjongkok dihadapan selangkanganku dan mendekatkan mulutnya ke memekku. Tangan Mas Candra membuka bibir memekku yang membasah oleh lendir birahi dan lidah Mas Candra mulai menyentuk klitorisku. Aku menjerit nikmat.
“Haa… ooo…… hhhh… ssttttt… haa… ooo… hhhh… ssttttt…… haa… ooo…… hhhh… ssttttt” aku mengangkat pantatku biar lidah Mas Candra bisa lebih leluasa menjilat klitorisku.
Aku belum pernah senikmat ini memperoleh dari suamiku. Aku bermain cinta dengan suamiku tanpa ada rangsangan, begitu buka baju, langsung penis suamiku ditancapkan. Baru kali ini aku menikmati kewanitaanku, aku benar-benar wanita yang merasakan gairah cinta yang sebenarnya.
“Haa… ooo…… hhhh… ssttttt… haa… ooo… hhhh… ssttttt…… terruuusss… ter… us”
Ooo… hhhh… ssttttt…… terruuusss… ter… us”
Mas Candra tidak berhenti disitu. Tiba-tiba klitorisku dihisap lembut. Aku kembali menjerit nikmat.
“Aaaaa…… ooohh… hhh…… Mas……… ss”
“Ttt… ee…… r.. r r… uuusssssss……”
Aku terengah-engah merasakan geseran bibir dan hisapan yang bergantian. Kemudian hisapan itu semakin kuat, kuat dan kuat…… aku menjCandra tidak tahan, kepalaku aku goyangkan ke kanan dan kiri, pantatku aku naikkan lebih ke atas, tanganku meremas kasur busa… dan…… tiba-tiba denyutan yang tiada tara nikmatnya menjalar melalui pinggulku menuju arah klitorisku. Nikmat… nikmat sekali. Denyutan itu terjCandra beberapa kali dan semakin memanjang… akhirnya hilang. Aku mencapai puncak orgasme, puncak kenikmatan yang tertinggi. Aku baru sekali ini merasakan. Tujuh tahun dalam hidup rumah tanggaku aku belum pernah merasakan senikmat ini dengan suamiku. Badanku lemas.. dan mataku terpejam nikmat melepas denyutan.
Tiba-tiba Mas Candra berdiri, ia membuka celana dalamnya… ia merapatkan pinggulnya ke pinggulku. Tangannya memegang penis yang telah mengacung tegak. Aku belum sadar saat itu, aku masih menikmati orgasmeku. Ketika ia membuka kedua pahaku, mataku terbuka aku harus bergantian memberikan kepuasan kepada Mas Candra. Aku bangkit, aku pegang penis itu… kencang seperti batu. Mas Candra membisikkan kata-kata agar aku mengenyot penisnya. Aku ragu, aku belum pernah seperti itu. Tapi bukankan tadi Mas Candra menjilati memek dan klitorisku? Bukankah aku telah menerima kenikmatan birahi dari jilatannya? Dengan rasa ragu aku mendekatkan mulutku dan memasukkan penisnya ke dalam mulutku. Mas Candra mendorong penisnya masuk lebih dalam ke mulutku, aku malah terbatuk sehingga mau muntah. Akhirnya Mas Candra mengurungkan permintaannya.
Kembali Mas Candra merebahkan aku di pinggir tempat tidur. Ia tidak lagi meminta aku mengenyot penisnya. Ia membuka selangkanganku dan penisnya ia pegang dengan tangan kanan mulai digosok-gosokkan ke bagian klitorisku. Mungkin maksudnya agar kepala penisnya basah dengan cairan birahiku. Mula-mula terasa geli. Kemudian geli itu berubah menjCandra nikmat. Aku mulai terangsang lagi. Kepala penisnya digeser-geser semakin dalam. Aku mulai mendesah nikmat. Setelah cukup lama dengan permainan itu, kedua tangan Mas Candra meraih kakiku diangkat ke pundaknya.
Aku belum pernah menikmati permainan senggama seperti ini. Mas Candra mulai mengerakkan maju mudur penisnya. Separuh penisnya sudah masuk ke liang peranakanku. Tiba-tiba ia mendorong dengan satu gerakkan dan penisnya amblas masuk seluruhnya ke memekku. Aku menjerit ketika menerima hentakan itu, ada sedikit rasa ngilu ketika penis itu masuk seluruhnya.
Kembali gerakkan maju mundur dilakukan sangat pelan……… aku merasakan memekku mulai berdenyut menjepit penis Mas Candra. Tampaknya Mas Candra menikmati sekali denyutan memekku yang memeras penisnya sehingga terasa lebih sempit.
“Aaaaa… ooo… hhh… hhaaahhhhh… haaahhhhhh…………”
“Aaaaa… ooo… hhh… hhaaahhhhh… haaahhhhhh………… te… rus…………”
Mulutku tidak bisa diam… rasa nikmat menjalar dari dalam pinggangku… ke paha dan kaki. Payudaraku yang mengencang ingin sekali diremas. Memekku yang berdenyut-denyut ingin diberi gerakkan penis yang lebih cepat. Aku menarik tangan Mas Candra yang bertumpu di kasur ke arah payudaraku. Aku minta dia meremas.
“Ma.. sss… r.. e.. Mas…… rem… aaa… sss k.. u.. a…t”.
Cerita Seks Penis Besar Sopir Taxi – Mas Candra mulai meremas payudaraku sambil menggerakkan maju mundur pinggulnya. Jepitan memekku semakin kuat ketika jari Mas Candra menarik puting payudaraku yang tampak sudah mengacung dengan tingginya karena sudah sangat-sangat terangsangnya oleh persetubuhan ini. Aku mulai menggoyang pantatku untuk menambah kenikmatanku. Begitu juga kepalaku mulai bergerak ke kanan dan kiri. penis Mas Candra memompa keluar masuk memekku semakin cepat, aku semakin merasakan nikmatnya persetubuhan ini. Kelihatannya Mas Candra tidak tahan lama, karena kelihatan dari gerakkannya yang semakin cepat. Ganti suara erangan kenikmatan Mas Candra yang lebih keras dari eranganku.
“Aaa… aaaa.. hhhh… Aaa… aaaa.. hhhh… Aaa… aaaa.. hhhh… Aaa… aaaa.. hhhh…”
“Marr..thh..aaaa… a.. k.. u.. m.. a.. u…… k e l u.. a…… r”
“Sa.. ma….. ki.. ta… b a r.. e… n.. g…… Mas…
Aku menjerit tidak bisa bisa meneruskan kata-kataku. Ketika gerakan ,Mas Candra sangat cepat, terasa badanku berkontraksi.. dengan kenikmatan yang lebih hebat dibandingkan kenikmatan sebelumnya. Begitu juga aku Mas Candra mengejang, mendorong penisnya sampai ke pangkal paha. Aku merasakan peju Mas Candra menyemprot beberapa kali membasahi rahimku. Mas Candra jatuh tertelungkup lemas menindih dalam pelukanku, ia merangkul kuat dan mukanya dibenamkan diantara kedua payudaraku.
Setelah beberapa lama, Mas Candra kembali mengenyot payudaraku, menciumi leherku, memainkan kumisnya di daguku serta menyium lembut bibirku. Pelukan Mas Candra semakin mengendor, begitu juga penis dalam memekku ikut mengendur. Kemudian Mas Candra berdiri mencabut penisnya dan merebahkan badannya di kasur. Ia tertidur pulas tanda pulas. Aku juga tertidur pulas sambil berpelukan.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,