Cersex Master – Merenggut Keperjakaan Anak Majikan | Aku bernama Mila, asli dari kota Manado, pernah beberapa kali menikah, tapi selalu kandas, dikarenakan aku tidak bisa hamil. Tubuhku langsing, dengan tinggi 161cm dan berat 48 kg.
Diriku bekerja untuk seorang janda berumur 52 tahun sebagai pembantu rumah tangga. Majikanku seorang pegawai negeri. Ia memiliki 3 orang anak. Anak pertama dan ketiganya adalah perempuan. Anak keduanya laki-laki berumur 22 tahu, Fadli namanya. Fadli masih kuliah, dirinya sopan, dan wajahnya tampan.
Rutinitasku bangun pagi jam 4.30 WIB. Sesudah bangun selalu mandi sebelum memulai aktivitas pekerjaanku dan berpakaian rapi. Diriku memakai rok panjang sampai ke mata kaki, dan berbaju lengan panjang. Majikanku selalu memuji penampilanku yang tertutup ini, meskipun lekukan badanku terlihat jelas karena pakaian yang ketat.
Fadli sering melirik ke arahku. Awalnya kuabaikan. Karena terlalu sering dia memandangku, muncul ide nakalku. Ku kedipkan mataku ke dirinya, dengan sedikit goayangan lidah. Dirinya langsung salah tingkah dan langsung beranjak pergi.
Suatu hari seperti biasa, majikanku dan anak-anaknya sudah meninggalkan rumah pada jam 07.30 WIB. Namun Fadli masih di rumah. Jadwal kuliahnya berganti ke sore hari. Kesempatan untukku gantian menggodanya. Fadli masih di kamar. Dari majikanku, ku tahu Fadli sedang masuk angin. Setelah yakin majikanku dan anaknya sudah pergi jauh, Aku masuk ke kamarku dan mengganti pakaian. Kukenakan rok mini dengan singlet ketat. Kusemprotkan beberapa kali parfum ke sekitar badan dan selangkanganku. Rambutku yang biasa kuikat kubiarkan terurai.
“Mas Fadli!” panggilku menggodanya. “Tadi kata ibu, Mas sedang sakit, jadi Mbak mau kusukin badan Mas”.
Pintunya kemudian terbuka. Tampangnya kian terkejut melihat penampilanku.
Kami masuk ke kamarnya.
Ku pijat dia perlahan-lahan. Sambil ngobrol ngalo-ngidul, kubuat pijatanku merangsangnya. Aku penasaran juga dengan kejantanannya.
“Mas Fadli sudah pernah bercumbu?” kuarahkan pembicaraan.
“Belum Mbak, belum pernah.”
“Mbak ajari ya.”
Kulepas singletku, langsung kudekatkan bibirku ke bibirnya. Kami berciuman dengan berguling di tempat tidur. Kukuatkan pagutanku dan menggigit kecil bibirnya. Dia makin menggebu.
Dia melepas bra ku, dan menghisap putingku sambil diremas-remas.
“AAHHH… Mas Fadli, yang pelan dong.”
Desahanku semakin membuatnya semakin nafsu.
Kulucuti semua pakaian Fadli. Langsung kuberi dia sepongan. Kuhisap kuat dengan maju mundur, dan terkadang cepat.
Aku tahu spermanya akan segera keluar. Kuhentikan isapanku dan kuremas kantong spermanya, agar tidak jadi keluar.
Dia buka rok miniku sekaligus CD ku.
Kuminta dia menjilat vaginaku.
Bagai kesetanan, langsung kepalanya menyosor ke selangkanganku. “”SSSHHH.. Enak MAaasss..”
Aku mencapai orgasme. Wajahnya basah oleh air birahiku.
Ku ajak dia menyetubuhiku. Kugenggam batang kontolnya dan kuarahkan kelubang nonokku. Kugosokkan beberapa kali sampai aku terangsang lagi.
Setelah terangsang kubuka lebar selangkanganku. Kuangkat tinggi pinggulku agar bisa dihujam nya lebih dalam.
BLessss..
Masuk dengan lancar karena vaginaku sudah basah.
“AAHhhh.. owww.” erang kami berdua kenikmatan.
Kami berdua bersenggama penuh nafsu. Berguling-guling di atas ranjang.
Sekarang giliranku. Kubiarkan Fadli telentang dengan posisiku di atas. Kunaik turunkan pinggulku menghujam penisnya. Keringat kami bercucuran. Sesekali kami berciuman nafsu dengan lidah. Setelah 10 menit, kami bergulingan dengan penisnya tetap di dalam vaginaku.
Sekian berapa lama kami merasakan akan keluar.
“MAsssss… ssshhhh…”
Kakiku melingkar kuat pada pinggangnya. Penisnya menghujam lebih dalam. CROTT CROTT CROTTT! Tembakan maninya didalam memekku.
“Enaaak bangeet Mbaaak” katanya puas. Sudah lama juga aku tidak merasakan sensasi ini.
Sengaja tidak kucabut penisnya karena ingin kunikmati hangat penisnya di dalam vaginaku. Kami pun kembali bercipokan dengan kuat.
Fadli rebahan di badanku, mengatur nafasnya.
Sambil istirahat penisnya yang sudah lemas keluar sendiri dari vaginaku.
Kami ngobrol-ngobrol lagi.
Sekian lama aku bangkit dari ranjang dan pergi ke kamar mandi. Kubersihkan diriku dan kusiapkan pekerjaan yang lain.
Kusempatkan juga membuat makan siang untuknya. Ku antar ke kamarnya dengan diriku memakai daster tipis tanpa daleman.
Dengan manja dia minta disuapin. Sambil kusuapi, tangannya jahil menggerayangi badanku. Selesai makan dan membersihkan dirinya, tanpa sabar direbahkan badanku ke ranjang.
Kami mengambil gaya 69. Kutelan habis penisnya, kuhisap dalam-dalam. Sedangkan dia terus menjilat klitorisku. Lidahnya terus bermain di situ.
Sekian lama kemudian, serrr.. seerrrr.. carian hangat dari vaginaku meluap. Ditelan semuanya oleh Fadli.
Berganti posisi kini aku yang diatas sambil mengisap penisnya yang keras. Kutahu dia akan keluar kusedot dengan kuat. Crott. Croott. Tembakannya ke dalam mulutku. Kujilati sampai bersih.
Kamipun berciuman dan berguling-guling lagi. Sambil berciuman tetap kumainkan kontolnya sampai berhasil tegang kembali. Penisnya sudah keras.
Kuambil posisi menungging di samping ranjang. Fadli langsung paham harus bagaimana. Semakin pandai dia. Diarahkan rudalnya dari belakang. Blesss… Aku merasa nikmat karena tusukan penisnya.
“AAahhh” desahku. Terus dihujamkan penisnya ke nonokku. Dilingkarkan satu tangannya ke pinggangku dan satu tangan lagi meremas payudaraku. Sungguh mantap sekali. Membuat arus darahku melaju kencang. Tubuhku mengejang. Kembali keluar cairan maniku.
Tetap dia memompa kontolnya di memekku. Semakin lama semakin cepat. Rupanya dia juga sudah mau keluar. AAahhhh..Mbaakkk…” semprotan spermanya mengisi vaginaku. Terasa nikmat hangat cairan spermanya.
Saking capenya kami berdua tidur-tiduran di ranjang. Fadli telah melupakan kuliahnya. Kubiarkan dia istirahat sejam dua jam.
Usai bangun, aku mengajak dia untuk makan di ruang tamu. Tanpa mengenakan busana kami menyantap masakan yang kumasak.
Selesai makan aku digendongnya masuk ke kamar. Direbahkan badanku di atas ranjang cinta kami. Kami mengambil posisi miring saling berhadapan. Kubuka selangkanganku tinggi-tinggi. Kugenggam penisnya dan kuarahkan.
“Ahahhhh” erangan kami. Pantatnya maju mundur berirama menyodok vaginaku. “Adduuhh Masss.. Enakkk ..”
Kuhentikan sejenak pergumulan kami. Kuubah posisiku menjadi ia memebelakangiku. Kuarahkan lagi penisnya. Digoyangkan pantatnya berirama. Sungguh nikmat.
“Mbak siap-siap ya. Aku dah mau keluar.” Semakin cepat dan dalam sodokannya. “Crooooott” Keluar lagi dia di dalam memekku.
Lagi-lagi karena kecapian kami tertidur. Kami tertidur dengan kontolnya masih tertancap.
Kami bangun jam 4 sore. Sejam lagi majikan dan anak-anaknya akan pulang. Kuajak dia untuk satu ronde lagi di kamar mandi. Sambil membersihkan diri aku diciumi dan digerayangi oleh Fadli. Kugenggam penisnya dan kuarahkan dari belakang. Kembali dipacunya rudal berisi mani itu.
Dihentikannya permainan kami. Kami mebersihkan diri dulu. Seusai itu, aku ditariknya ke kamar. Gantian dia yang sudah agresif. Dengan gaya sederhana dirinya di atas diriku yang telentang. Naik turun pantatnya memompa kontolnya. Kurasakan aku mau keluar lagi. Dirinya juga sama.
“ahhhhhh UUUHhhhh..” lenguhan kami tak berdaya.
“Mas sebentar lagi Ibu pulang, Mbak mau beres-beres dulu ya.
Dia bangkit dan merapikan kamarnya. Dikecupnya kening, pipi, dan bibirku.
Aku berlari ke kamarku. Kukenakan celana dalam, bra, rok panjang dan pakaian berlengan panjangku kembali. Majikanku pastinya tidak akan pernah tau dan curiga kalau aku telah merenggut keperjakaan anaknya.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,