Cerita Bokep Aku dan Mba Laila
Foto Cewe Lagi Telanjang
Cerita Bokep Aku Dan Mba Laila-Cuaca agak mendung ketika sebuah truk boks berhenti di depan rumah kosong persis di sebelah kanan rumahku seorang laki laki turun diikuti seorang perempuan yang menurutku teramat cantik.Kecantikan itu bisa kulihat dari warna kulitnya yang amat benderang dalam balutan blus tipis yang kancing atasnya dibiarkan terbuka manakala turun dari kendaraan dia sedikit menunduk dan bisa kunikmati sejenak belahan dadanya yang bersih dan mulus.Aku sebagai lelaki normal memperkirakan perempuan yang kuperkirakan itu berusia diatas 25 tahun atau istilah kerennya ini merupakan sosok terindah yang pernah kulihat aku berseru senang dalam hati manakala kutahu dia adalah tetangga baruku. Satu dua hari pertama tak terlihat perempuan itu di luar rumah diaa pasti sibuk mengatur rumah sesekali sang lelaki suaminya berada di luar rumah untuk melepas penat lelaki itu melambai padaku ketika aku memperhatikannya.Seorang lelaki gagah dan ganteng dengan usia beberapa tahun di atas perempuan itu.Rumah Pak RT di mana tanya lelaki itu menghampirik disini aku menunjukkan rumahku ayah saya Pak RT disini kataku lagi. Malam itu pasangan baru itu berkunjung ke ayahku dan aku yang membukakan pintu kini bisa kulihat jelas raut perempuan itu demikian cantik rambutnya lurus panjang hidung mancung bibirnya merekah pipinya merona dan pandangan matanya benar benar membuat dadaku berdebar debar. Perkenalkan nama aku Hendy dan ini istri saya Laila kami pindah kemari tiga hari lalu kami mau melapor pindah kata lelaki itu sopan dia memberikan foto kopi KTP dan kartu keluarga kepada ayahku.Kulirik sejenak tanggal lahir Mbak Laila benar dia berusia 30 tahun entah kenapa semenjak hari itu wajah Mbak Laila begitu aku memanggilnya terus bergelayut di mataku.Aku tahu banyak cewek cantik yang naksir aku tapi aku tak pernah tertarik bila bertatap mata dengan Mbak Laila dadaku berdebar debar.Sering diam diam aku menatapnya dari kejauhan manakala dia bekerja di taman kecil kebun di depan rumahnya dia juga kadang menatapku sekilas dan melempar senyum kecil yang menurutku teramat hangat itu.Dan akan makin panas dingin aku dibuatnya kalau dia bekerja sore sore di depan rumah itu dengan tank top dan celana pendek yang menampakkan dua paha mulusnya yang jenjang. Dua minggu setelah kepindahan mereka Mbak Laila mengantar Hendy suaminya naik taksi di depan rumah sebelum masuk taksi Mas Hendy menghampiri ayahku yang sedang membaca surat kabar di beranda rumah kami. Saya titip rumah Pak RT saya harus bertugas ke Papua selama 6 bulan kata Hendy dan Ayahku mengangguk Hendy kemudian memeluk dan mencium pipi Mbak Laila mesra Mbak Laila membalasanya.Astagaa aku merasa Mbak Laila seperti sengaja ingin membuatku cemburu melihat semua itu. Suatu sore aku tengah membantu ibuku mengangkat jemuran di bagian belakang rumah ketika pintu di tembok belakang rumah diketuk ketuk aku ingat itu pintu yang menghubungkan rumahku dengan rumah sebelah aku membuka selot dan membuka pintu Mbak Laila berdiri di situ dengan tank top dan celana pendek favoritnya yang sekarang jadi favoritku juga. Hei ada pintu tembus rupanya celetuknya riang suaranya empuk dan meneduhkan. Ya rumah ini dulu rumah Pakde saya karena kami keluarga maka dibuatlah pintu penghubung ini aku bicara gugup. Namamu siapa sih Tanya Mbak Laila. Untung jawabku. Eeeehh ngomong ngomong Mbak baru bikin brownies buat mama kamu nih Mbak Laila mengangsurkan sepiring brownies aku mengucapkan terimakasih Mbak Laila mengerling dengan senyum semanis brownies itu dan menghilang di balik pintu. Seminggu kemudian sore itu mendung mulai menyergap dan pada malam harinya hujan benar benar turun menghujam ke bumi entah kenapa aku jadi ketakutan itu mungkin karena ayah dan ibuku tidak ada di rumah.Tadi padi mereka terbang ke Banjarmasin untuk menengok kakakku yang akan melahirkan mereka akan berada di Banjarmasin sampai minggu depan.Aku menatap jam dinding pukul 9.11 menit lebih sedikit dan tiba tiba rumah jadi gelap gulita kebiasaan jelek kalau hujan pasti lampu mati.Aku meraba raba sekeliling dan mencari lilin aku menemukan sebungkus lilin dan menyalakannya dengan korek api yang tergeletak di sebelahnya cahaya mulai menggerayangi ruangan.Tiba tiba dari arah pintu bagian belakang hadir satu sosok aku terkejut Mbak Laila berdiri di sana dia pasti masuk lewat pintu terobosan di belakang yang tidak terkunci. Punya lilin ga kamu Untung tanyanya kali ini dia dalam balutan tank top lain yang sangat seksi dan setelah kuperhatikan lama tanpa beha dengan rok longgar yang menurutku teramat pendek.Dia bicara dekat sekali di depanku dadanya bergoyang goyang ketika dia mengisyaratkan kedinginan aku memberikan lilin itu dan memberanikan diri menatapnya agak lama sambil sesekali memperhatikan dadanya. Kamu nggak takut sendirian kan hujan dan gelap tanya Mbak Laila. Nggak Mbak sendiri tanyaku sedikit gugup. Nggak sudah biasa eehh ayah dan ibumu lama ya perginya Tanya Mbak Laila lagi. Sampai minggu depan jawabku singkat. Kesepian dong celetuk Mbak Laila sambil tersenyum simpul. Iya gitu deh kataku masih sedikit gugup Mbak sendiri gimana tanyaku balik. Biasa aja sudah biasa ditinggal pergi Mas Hendy dia menatapku tajam mengerling sekilas dan berbalik meninggalkanku. Sudah ya aku balik dulu dia pamit sejenak matanya menatapku kulihat dalam remang dia menggigit ujung bibirnya aroma farfum tertinggal di ruanganku. Ya mbak selamat malam kataku jauh dalam hati aku sih pingin bilang please dong temenin saya sebentar pingin sekali rasanya menatap Mbak Laila berlama lama sambil membayangkan bagaimana rasanya mencium bibirnya yang seksi.Ah itu cuma angan gila yang tak masuk akal pikirku aku menyalakan satu lilin lagi dan menutup korden rumah serta mengunci pintu di luar sepi dan dingin sekali.Hujan masih turun aku yakin tak ada orang yang berkeliaran di luar rumah malam ini sekarang hal yang paling asyik adalah adalah masuk kamar tidur dan membayangkan Mbak Laila Aku duduk di kursi dan menuang air minum tiba tiba aku mendengar suara dari belakang rumah pintu terobosan itu terbuka lagi Mbak Laila datang lagi lagi.Sorry Untung lilinku habis dan aku jadi ketakutan mendengarkan suara hujan dalam gelap kata Mbak Laila sambil berdiri sangat dekat di hadapanku Bias kucium harum tubuhnya saya bisa kasih mbak lilin lagi kalau mau jawabku aku bersiap bangkit dari kursiku. Nggak usah Mbak Laila menahanku mendidik dadaku merasakan tangannya mendarat di pundakku aku hanya bisa mematung sambil duduk manis tepat persis di hadapannya.Darah seperti terpompa ke ubun ubunku aku mau di sini saja kalau boleh bolehkan menunduk mencoba mensejajarkan wajahnya denga wajahku.Ini membuatku dengam mudah melihat kepundan di dantara dua gunung indah di dadanya dan kali ini aku tak menyia nyiakan kesempatan ini karena aku berpikir Mbak Laila sengaja membiarkan aku melihatnya.Aku menatap dada itu tanpa ragu dengan nikmat eeit kau melihat dadaku terus Mbak Laila refleks menutup dadanya.Aku terperangah malu tertangkap basah seperti itu sori Mbak kau bilang sori tapi terus menatap dadaku kalau melihat terus seperti itu ntar kepingin lho seloroh Mbak Laila dengan suara lembut menggoda.Lalu entah kenapa aku merasa tak terlalu kuat menahan gejolak mudaku meluncur saja kalimat itu dari mulutku.Kalau saya kepingin bagaimana tanyaku kutatap matanya penuh penuh dia mendekat dan melepaskan tangannya dari dadanya dia mendekatkan wajahnya ke arahku.Untungg aku tahu aku lebih tua darimu tapi aku tahu kau menyukaiku itu dari caramu menatapku dan menelusuri tubuhku dengan tatapanmu.Tanyakan sekali lagi pertanyaanmu dan kau akan tahu apakah aku menyukaimu juga kata Mbak Laila.Aku mengulang pertanyaanku kalau saya kepingin bagaimana Mbak Laila tersenyum.Kalau kau kepingin dia membuka tali di kanan kiri dan melorotkannya perlahan membiarkan dua buah dadanya menyembul menantang kau boleh menyentuhnya. Berdebar jantungku tubuhku seperti mendidih Mbak Laila benar benar seksi dengan dada terbuka dan bibir mereka dalam remang di tengah hujan malam ini.Sentuh puting ini dengan lidahmu Untung aku menginginkannya lebih dari yang kau impikankatanya.Tiba tiba saja Mbak Laila menarik kepalaku dan membenamkan dadanya ke wajahku dibantunya mulutku menemukan puting merah muda itu putting dan bundaran empuk di dada Mbak Laila seperti memberi jalan dan megajariku untuk mengulum ngulum dan memutar mutarnya agar pemiliknya mendapatkan nikmat yang sangat istimewa Mbak Laila mendesah makin keras dalam tingkahan suara hujan.Aku makin membara dan membara kujelajahi dengan mulutku semua dari permukaan dadanya Mbak Laila sesekali mengangkat kepalaku dan mengulum mulutku dengan beringas berkali kali.Kamarmu bawa aku ke kamarmu segera desah Mbak Laila aku tak segera bergerak dia menghelaku ke kamarku dan menjerembabkan aku ke tempat tidur dia melepas tank top dan melepas kaosku dia pun tak segan segan melepas celanaku dan tanpa ragu ragu menjilati mengulum dan menghisap kontolku.Sungguh malam yang luar biasa aku seperti tenggelam dalam segala macam-macam rasa coklat vanilla strawberry almond Mbak Laila benar benar menikmatinya.Dan aku biarkan pula dia menjadi guru yang baik dan memberikan pengalaman itu dia melepas sendiri celananya dan membantu membimbing masuk penisku yang keras ke dalam vaginaya yang basah.Sesekali dia menghentikan ujung penisku di bagian bawah vagina dan dengan asyik mengusap usapkannya ke pinggiran vagina itu benar benar aku melayang layang penisku mendapatkan rekreasi yang nikmat dan indah itu.Dan dengan gelora yang sangat memuncak dalam limpahan keringatku dan keringat Mbak Laila dia membiarkan kontolku meluncur ke vaginanya berulang ulang ini membuatnya menggelinjang gelinjang mengerang mendesah dan merasakan nikmat luar biasa dalam tindihanku.Dan kesempatan itu tak kusia siakan aku balik menyerangnya menggumulinya dan memberikan semua yang dia ingin dan dia mau kubiarkan dia terus mengerang dan mengaduh mendesah. Mbak Laila kembali ke rumahnya lewat pintu belakang jam 5 pagi dan tak perlu menunggu sore dia kembali siangnya sekitar pukul 10 dan menyerangku lagi di minggu pagi itu dia memberiku kenikmatan seminggu penuh kadang sampai empat kali sehari kadang pula sampai harus membuatku menyiapkan Affairku dengan Mbak Laila berlangsung terus sampai menjelang kedatangan suaminya kami bisa bergumul di mana saja di kamar hotel di hutan pinus yang sepi di pantai yang sunyi di sebuah dagau kosong di gunung Bromo dan di mana saja. Aku tak bertemu lagi dengan Mbak Laila ketika suaminya datang dan mengajaknya serta pindah ke Medan namun meski Mbak Laila tak ada lagi bila hari menjelang hujan kontolku selalu berdiri dan bisa kubayangkan aroma tubuh dan gelinjang gelora mbak laila yang cantik dan seksi itu memang sampai kini aku masih sulit melupakan ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,.