Diperawani Dosenku Pak Kusuma
CERITA SEX GAY,,,,,,,,,
Hari itu merupakan hari yang tidak mungkin bisa aku lupakan seumur hidupku. Pagi itu masih sangat cerah matahari bersinar terang membuat semangat pagiku bergelora. Ku kebut laju motorku menuju kampus yang jaraknya sekitar 2Km dari kontrakanku.
Oh ya… Namaku Ed mahasiswa semester 4 di salah satu universitas ternama di Kota S. Aku merasa sangat beruntung dapat masuk PTN ternama di kota ini padahal kemampuanku biasa-biasa saja. Kisah tak terlupakan ini dimulai pada hari Kamis. Seperti biasa aku berangkat kuliah mengikuti pelajaran jam pagi dari jam 7 hingga jam 9. Setelahnya aku bersama teman-teman menghabiskan waktu di kantin kampus untuk makan dan membahas yang tidak jelas. Aku merupakan ketua kelas A di Jurusanku entah mengapa teman-teman menunjukku menjadi ketua kelas saat dilakukannya voting dulu. Mungkin karena aku paling rajin berangkat menuju kampus. Tepat pukul 12 hpku berbunyi ada pesan dari dosenku. Dia mengabarkan bahwa kelas di undur 30 menit yang harusnya jam 1 diundur menjadi setengah 2. Aku kemudian mengiyakan dan menginfokannya kepada teman-teman.
Selang beberapa menit hpku berbunyi kembali, dosenku tadi mengirim pesan lagi. Katanya dia memintaku untuk membawakan beberapa peralatan mengajar dan kunci kelas. Setelah hampir jam setengah 2 aku langsung menuju ruang dosen menemui dosenku itu. Namanya Pak Kusuma. Dia berkulit putih tinggi sekitar 170cm. Badan ideal memiliki jenggot dan kumis tipis usianya sekitar 35 tahun.
“Pak, saya ingin mengambil kunci kelas dan alat mengajar bapak”. Ucapku kepada Pak Kusuma yang saat itu sedang tampak lelah melihat laptopnya.
“Oh iya ini bawakan ya. Terima Kasih”. Jawabnya sambil tersenyum padaku.
Benar-benar mempesona sosok Pak Kusuma dengan perawakannya yang sangat elegan, rapi dan membuatku tak ingin melepaskan tatapanku padanya. Aku langsung saja mengambil peralatan mengajarnya dan langsung keluar ruangan agar tidak ketahuan kalau aku begitu tertarik kepadanya. Selang 10 menit aku membuka pintu kelas Pak Kusuma mulai memasuki ruangan kelas dan mengajar. Pandanganku tak luput dari wajahnya, cara bicaranya, bibirnya, matanya, hidungnya yang mancung, jenggot dan kumis tipisnya, lengannya yang ideal, serta bagian dalam celananya yang selalu ku perhatikan meskipun tidak tercetak jelas. Namun aku membayangkan bagaimana isi celana seorang Pak Kusuma yang tampan dengan badan yang ideal itu.
Sering kali penisku tegang hanya karena melihatnya berbicara di depan kelas. Entah mengapa dia memiliki aura yang sangat hebat yang dapat membuatku terlena dibuatnya. Jam pelajaran pun berakhir dan aku tetap memandangi Pak Kusuma dengan penuh gairah. Seperti biasa dia membereskan peralatan mengajarnya.
Saat aku hendak keluar kelas Pak Kusuma memanggilku lagi. “Ed, tunggu sebentar” ucapnya.
“Iya pak ada apa?”. Tanyaku. “Ini tolong bawakan lagi ya peralatan bapak. Haha maaf merepotkan”. Ucapnya sambil sedikit tertawa.
Padahal barangnya tidak terlalu banyak, hanya laptop dan tas kecil berisi alat mengajar serta beberapa kertas saja yang menurutku bisa dia bawa sendiri. Namun aku iyakan saja permintaannya karena aku juga sangat bahagia jika dapat berkomunikasi ataupun membantunya. Ruang kelas yang tadi kita gunakan berada di lantai tiga. Saat turun ke lantai dasar Pak Kusuma tak bicara sepatah katapun. Memang dia sedikit dingin. Aku hanya berjalan di belakangnya menuruni tangga melihat bagian belakang tubuhnya yang sangat membuatku terpesona. Aku berharap kemaluanku tidak tegang disaat seperti ini karena banyak orang disekitar kami dan aku sedang membawa barang Pak Kusuma. Jika kemaluanku menegang maka akan tampak jelas nantinya tak dapat ku tutupi.
Setelah sampai di ruangan aku langsung meletakkan peralatan mengajar Pak Kusuma dan meminta izin untuk pamit. Tapi aku dicegah olehnya karena dia ingin menanyakan beberapa pertanyaan kepadaku. Di dalam ruang dosen hanya ada aku, Pak Kusuma dan Pak Andi yang sudah hendak pulang. Kemudian tak beberapa lama Pak Andi berpamitan kepada Pak Kusuma untuk pulang. Setelah itu tinggal kami berdua saja. Kemudian Pak Kusuma memintaku untuk untuk membantunya menginputkan beberapa data materi perkuliahan.
“Yasudah saya selesaikan sekarang saja pak”. Jawabku setuju.
“Saya sudah mau pulang Ed, ada keperluan dirumah. Kalau kamu bisa nanti jam 7 kerumah saya ya”. Sahutnya.
“Wah maaf pak, tapi saya tidak tau rumah Pak Kusuma”. Jawabku sambil tersenyum.
“ Kalau sekarang bisa? Kamu ikuti saya saja dari belakang”. Jawabnya.
“bisa pak!”. Jawabku tanpa ragu. Siapa yang bisa menolak ajakan dosen ganteng untuk berkunjung kerumahnya. Kemudian kami keluar kampus, Pak Kusuma memacu mobilnya dan aku mengikutinya dengan motorku dibelakang. Jarak rumahnya tidak jauh hanya sekitar 3Km dari kampus. Sesampainya di depan rumahnya, aku dipersilahkan masuk. Rumahnya tidak luas, tapi nyaman untuk ditempati.
“Ed kamu istirahat saja dulu saya masih ada pekerjaan sebentar nanti saya kasih data-datanya. Ok”. Ucapnya.
Aku hanya mengangguk setuju. Di ruang tamu aku hanya memainkan gatgetku membuka social media, mengecek notifikasi dan timeline yang tak terasa menghabiskan waktu 1 jam. Kemudian Pak Kusuma datang ke ruang tamu. Tampaknya dia sudah mandi wanginya harum membuatku terlena. Dia memakai kaos putih polos dan celana pendek membuat lengannya yang sexy tampak jelas menantang gairahku. Apalagi celana pendeknya yang terangkat beberapa cm di atas lutut saat dia duduk menampakkan paha yang indah membuatku panas dingin.
“Kenapa Ed? Kok bengong?”. Tanyanya membuatku gelagapan.
“Ehhh enggak pak gak papa hehe”. Sahutku malu karena tertangkap basah memandangi lekuk tubuhnya yang indah.
“Kamu mandi dulu aja. Sudah malam ini. Di sini saya sendiri kok istri dan anak saya lagi keluar kota. Soalnya anak saya ada acara berlibur dengan teman kelasnya dan istri saya menemani”. Ucapnya sambil tersenyum.
Aku hanya mengiyakan dan mengambil handuk yang Pak Kusuma beri padaku. Di dalam kamar mandi pikiranku kacau, kemaluanku menegang sangat keras. Akhirnya ku putuskan untuk mengocok kemaluanku di dalam kamar mandi Pak Kusuma. Sekitar 15 menit aku mengocok kemaluanku sambil menahan gairah yang nikmat dan akhirnya kulepaskan. Spermaku berceceran di lantai kamar mandi. Saat spermaku keluar aku mengeluarkan rintihan yang agak keras. Kemudian pintu kamar mandi berbunyi.
“Ed, Kamu kenapa?”. Tanya Pak Kusuma yang terdengar sedikit tertawa.
“Ehh… Tidak pak ini sudah selesai mandi”. Sahutku yang langsung membasuh badanku dengan cepat. Selesai 10 menit aku keluar kamar mandi. Pak Kusuma menatapku sambil tersenyum.
“Kalau onani jangan malam-malam haha”. Ucapnya yang membuatku tersontak malu.
Aku hanya diam dan menginputkan banyak data yang diserahkan Pak Kusuma. Aku kira hanya sedikit namun ternyata data yang diinputkan sangat banyak. Saat aku menginputkan data mataku tak bisa berpaling dari tonjolan celana pendek Pak Kusuma yang membuat kemaluanku menegang lagi setelah onani tadi. Tak beberapa lama Pak Kusuma menggosok kemaluannya seperti sedikit mengocoknya. Tapi aku berpura-pura tidak tau sambil sedikit melirik sesekali. Tak lama kemudian Pak Kusuma menyadari bahwa aku melirik ke arah selangkangannya terus menerus.
“Haduh maaf ya Ed emang gini kalau sendirian suka tegang”. Jawabnya sambil tertawa. Aku hanya ikut tertawa dengan ucapannya. “Sama seperti kamu tadi dikamar mandi juga udah gak tahan kan? Haha sama bapak juga suka gitu apalagi kalau sendirian dirumah”. Ucapnya lagi sambil terus menggosok kemaluannya dari luar celana tanpa memperdulikanku. “Kamu pengen lihat Ed? Kok dari tadi liatin barang bapak terus?”. Jawabnya yang membuat wajahku memerah.
“Kok diem?”. Sahutnya lagi. Kemudian dia bangkit dan muju kearahku sambil berdiri di depanku mengeluarkan kemaluannya. Aku hanya diam menunduk melihat Pak Kusuma membuka celana pendeknya dan memperlihatkan kemaluannya dihadapanku. “Gak usah malu bapak ngerti kamu sebenernya pengen kan?”. Ucapnya yang menaikkan gairahku seketika.
Tanpa pikir panjang ku genggam kemaluan 18cm itu sambil ku kocong perlahan. Kemudian ku jilat ujung kemaluan Pak Kusuma sambil ku mainkan lidahku di sana sedikit agak lama. Ku lihat Pak Kusuma hanya terpejam sambil menggigit bibirnya dengan kepalanya menghadap ke langit-langit rumah. Tangannya memainkan puting susunya dengan penuh gairah. Ku kulum dengan penuh perasaan kemaluan kekar itu dan semakin lama semakin cepat. Pak Kusuma juga mendorong kemaluannya maju mundur yang membuat mulutku penuh akan kemaluannya. Aku hanya bisa menatap wajahnya sambil meremas pantatnya dengan penuh gairah. Kemudian Pak Kusuma mengangkat kepalaku dan mencium bibirku dengan rakusnya. Lidah kami saling mengulum satu sama lain sambil ku kocok penisnya yang sudah teramat tegang.
Kemudian Pak Kusuma mendorongku ke sofa dan mengangkat kedua kakiku. Diarahkannya tongkat 18cm itu ke anusku yang sangat sempit. Karena jujur saja aku tidak pernah berhubungan seperti ini dengan siapapun. Pak Kusuma mendorong kemaluannya perlahan. Aku hanya dapat merintih kesakitan. Selang beberapa menit berhasil masuk setengah. Aku mulai merasakan kenikmatan tiada tara. Kulihat wajah Pak Kusuma penuh keringan sambil mengerang kenikmatan
“Ahhhh… Oohhhh… Ahhhh”. Ucapnya semakin lama semakin keras. Malam itu Pak Kusuma menjadi sangat liar pantatku sampai serasa perih menahan kemaluannya yang tetap saja keras. Pak Kusuma memaju mundurkan kemaluannya semakin cepat dan semakin cepat membuatku sedikit berteriak keenakan.
Air mataku sempat menetes menahan sakit yang teramat nikmat itu. Tak beberapa lama badanku menegang dan ku cengkram rambut Pak Kusuma dengan sangat keras hingga membuatnya kesakitan. Cairan spermaku tumpah membasahi seluruh badanku. Badanku lemas tak berdaya menikmati sensasi yang sangat amat nikmat ini. Pak Kusuma tetap mendorong kemaluannya maju mundur tanpa menghiraukan diriku yang sudah lemas tak berdaya. Sesekali dia mencium bibirku, menjambak rambutku, memilin puting susunya dan aku hanya dapat mengerang dengan badanku yang sudah terujur lemas. Selang beberapa lama kemudian pak kusuma berteriak sangat keras dan mengangkat kepalanya ke langit langit rumah. Dia semprotkan cairan sperma di lubang anusku sangat banyak hingga banyak yang keluar tumpah ke sofa dan lantai. Sambil merobohkan badannya di sampingku. Ku lihat badannya penuh keringat dan wajahnya yang terpejam merasakan sisa sisa kenikmatan yang tiada tara. Setelahnya kami mandi bersama sambil melakukan oral di dalam kamar mandi.
Hingga tak terasa jam pukul 12 Pak Kusuma menyarankanku untuk menginap saja di rumahnya karena istrinya kembali 2 hari lagi dan besok aku tidak ada kelas. Kamipun tidur bersama di kamar dengan telanjang bulat sambil menikmati kenikmatan yang telah terjadi. ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,